Sekretaris DPD Partai Demokrat Aceh Iqbal Farabi, SH
Banda Aceh — Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat (DPD-PD) Aceh menilai tujuan dari aksi yang dilakukan oleh mantan Ketua DPC-PD Bireuen Edi Saputra atau akrab disapa Edi Obama yang menduduki rumah dinas Wakil Gubernur Aceh, adalah tindakan salah kaprah dan lebih bernilai politis.
Dalam aksinya, Edi Obama yang datang bersama Ketua Partai Nanggroe Aceh (PNA) Samsul Bahri alias Tiyong, serta beberapa orang lainnya dari Satgas PNA ke Pendopo Wakil Gubernur Aceh di kawasan Blang Padang Senin (13/4) untuk bertemu langsung dengan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah guna bersilaturahmi sekaligus menagih hutang Pilkada tahun 2017 lalu.
Mereka pun sampai bermalam di teras rumah dinas wakil gubernur tersebut. Edi mengatakan ada banyak hal yang ingin dibahas denga Nova, termasuk diantaranya tentang hutang Pilkada senilai Rp 8 miliar yang menurut dia belum dilunasi.
“Mereka keliru datangi Rumah Dinas Wakil Gubernur, karena tidak ada kaitan apapun dengan Plt Gubernur,” kata Sekretaris DPD Partai Demokrat Aceh Iqbal Farabi, SH, Selasa (14/4).
Iqbal yang juga Sekretaris Sekber Pusat Irwandi-Nova menyebutkan, kalau mereka datang untuk tujuan bersilaturahmi harusnya juga tidak memaksa kehendak, karena dapat menganggu agenda Plt Gubernur Aceh yang saat ini sedang fokus mencari solusi penanganan Coronavirus Disease (Covid-19).
“Saya khawatir, Edi Obama dimanfaatkan pihak lain yang bertendensi politik, karena secara kepartaian Edi Obama beberapa waktu lalu, sudah diberhentikan dari Ketua DPC Partai Demokrat Bireuen karena melanggar AD/ART partai,” ungkap Iqbal.
Selain itu, lanjut Iqbal, terkait masalah tudingan pinjaman dan lain-lain, itu adalah urusan pribadi Edi Obama, dan tidak ada hubungan dengan Plt Gubernur Aceh dan Partai Demokrat.
Sebelumnya, Ketua Aceh Human Foundation (AHF) Abdul Hadi Abidin juga menyayangkan aksi Edi Obama Cs tersebut yang menduduki rumah dinas wakil gubernur.
Abdul Hadi Abidin yang akrab disapa
Adi Maros juga menilai aksi Edi Obama Cs salah alamat kalau harus menangih utang ke Nova Iriansyah. “Kalau mau tagih utang Pilkada ke Irwandi Yusuf, bukan ke Nova Iriansyah,” katanya. [*]