Disbudpar Aceh Akan Benahi Atraksi Pariwisata agar Sesuai Syariat Islam
BANDA ACEH — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh akan terus berbenah dalam sisi aktraksi kepariwisataan agar sesuai dengan syariat Islam, karena destinasi wisata Aceh yang diberikan oleh Allah begitu melimpah.
“Disbudpar bersama dengan masyarakat, terus mencoba berbagai macam hal untuk bisa memberikan begitu banyak manfaat bagi wisatawan mancanegara ataupun wisatawan dalam negeri sebagai sarana berlibur dan berpiknik bersama keluarga,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal, Rabu (28/9.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbubpar) Aceh melalui Bidang Bahasa dan Seni pada Selasa, 27 September 2022 menggelar diskusi publik bertajuk “Seni Budaya dalam Pandangan Islam” di Hotel Hermes Palace Banda Aceh
Kadisbidpar Aceh Almuniza Kamal menyampaikan, kegiatan ini sebagai penghubung atau jembatan komunikasi antara pelaku seni dan budaya dengan seluruh para alim ulama maupun pemerintah, untuk membangun sebuah sinergisitas yang baik dikemudian hari.
“Saya berharap diskusi hari ini dapat menjadi sebagai jalan tengah, dan pencerahan dimana teman-teman pelaku seni dan budaya bersama para alim ulama Aceh dapat memberikan solusi untuk membenahi atraksi budaya yang lebih baik lagi,” sebutnya.
Menurut Almuniza, Islam merupakan landasan dan patron bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari terutama pada masyarakat Aceh, sehingga perlu adanya perspektif Islam dalam menjalankan sebuah event ataupun aktraksi budaya dan seni.
“Kami yakin karena Islam adalah rahmatan lil’alamin, tentu akan menjadi sebuah kemudahan bagi pelaku seni kebudayaan berdasarkan syariat Islam,” ungkapnya.
Ia juga berharap, lewat diskusi publik ini dapat menghasilkan sebuah pemahaman baru, meskipun sudah beberapa kali pertemuan yang di laksanakan oleh Disbudpar Aceh untuk menambahkan referensi bagi pelaku seni dan budaya.
“Saya yakin insya Allah ini akan menjadi sebuah landasan bagi kita semua, karena bagaimanapun Disbudpar terus berbenah dalam sisi standar operasional prosedur (SOP) dalam sebuah event,” harapnya.
Diskusi publik ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, yaitu Dr Muhammad Hatta Lc MEd (Wakil Ketua MPU Aceh), Prof Dr Syamsul Rizal MAg (Guru Besar UIN Ar-Raniry), Muhammad Nazar (Wagub Aceh 2007-2012, selaku Pengamat dan Pemerhati Budaya), Tgk Muslim At Thahiri (Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat) dan Tgk Masril Aidi bin Muhammad Ismy, Lc (Pimpinan Dayah Babul Maghfirah, Cot Keu’eung Aceh Besar). (IA)