Ditanya Status, dr Tifa Bingung: Saya Terlapor, Tertulis, atau Tertolak?
JAKARTA, Infoaceh.net – Pegiat media sosial yang juga alumnus UGM, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, mengaku bingung dengan status hukumnya dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait dugaan pencemaran nama baik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Dalam wawancara dengan pakar hukum tata negara Refly Harun, Tifa mengatakan, dirinya dipanggil polisi tapi tak dijelaskan apakah sebagai terlapor atau sekadar peneliti.
“Masuk Polda aja baru pertama. Saya tidak diberitahu statusnya. Saya cuma dapat surat undangan klarifikasi,” kata Tifa dalam tayangan YouTube Refly Harun, Minggu (25/5/2025).
Tifa bahkan menyebut surat pemanggilan itu tidak nyaman dibaca karena berisi pasal-pasal tanpa penjelasan rinci.
“Ini surat klarifikasi atau surat jebakan?” sindirnya.
Di sisi lain, kuasa hukum Jokowi, Rivai Kusumanegara, menyatakan bahwa laporan polisi yang mereka buat pada 30 April 2025 tidak menyebut nama terlapor, termasuk Tifa maupun Roy Suryo.
“Kami memang tidak menunjuk nama karena menghormati asas praduga tak bersalah,” kata Rivai dalam acara Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Kamis (15/5/2025).
Tifa juga mempertanyakan langkah Bareskrim Mabes Polri yang menyatakan ijazah Jokowi asli, namun hanya menampilkan foto ijazah dalam konferensi pers.
“Kalau kasus narkoba, polisi pamer bungkusan narkoba. Kasus pembunuhan, ada pedang atau koper. Nah, ijazah kok cuma foto? Mana kertasnya?” tulis Tifa di akun X, Kamis (22/5/2025).
Sementara itu, Roy Suryo menyatakan, hasil labfor Bareskrim bukanlah keputusan final.
“Yang menentukan asli atau tidak itu pengadilan, bukan kepolisian,” kata Roy dalam tayangan YouTube iNews TV, Kamis (22/5/2025).
Roy bahkan mengaku sudah menduga sebelumnya bahwa polisi akan menyatakan ijazah Jokowi “identik” atau asli.
Tifa menegaskan dirinya tak tahu diperiksa sebagai apa.
“Saya tanya ke penyidik, kalau saya bukan terlapor, siapa yang jadi terlapor? Karena di surat ada nama pelapor: Ir. H. Joko Widodo. Penyidik ada. Masa terlapor enggak ada?” katanya.
Tifa menyebut, meski pengalaman itu membingungkan, namun menarik bagi dirinya sebagai peneliti.
“Insyaallah ini jadi bagian dari studi observasi saya. Tapi saya harap ini pengalaman pertama dan terakhir,” pungkasnya.