DPRK Memastikan MBG Merupakan Seberkah Cahaya dari Sabang
Sabang, permata yang terhampar di ujung barat Nusantara, adalah tanah di mana pagi merekah lebih dahulu, di mana embusan angin laut mengantarkan kisah-kisah perjuangan.
Pada suatu pagi yang bening, matahari menyentuh lembut permukaan samudera yang luas, menciptakan kilauan yang menari di atas ombak. Langit biru bersih tanpa noda, seolah menyimpan harapan yang mengapung di cakrawala.
Di antara riuh rendah suara anak-anak yang berlarian di halaman SD Negeri 1 Sabang, seorang perempuan berdiri tegap. Sorot matanya tajam, bukan hanya membaca barisan angka dalam laporan-laporan kebijakan, tetapi juga membaca garis kehidupan yang terukir di tanah. Ia memahami bahwa di balik setiap jejak kecil yang mengarah ke ruang kelas, tersimpan impian yang masih polos, masih suci.
Ia adalah Magdalaina, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Sabang. Bukan sekadar pemegang jabatan, tetapi penjaga amanah. Bukan sekadar pemimpin yang duduk di balik meja rapat, tetapi seorang perempuan yang memilih berjalan di antara rakyatnya, mendengar langsung detak nadi kehidupan mereka.
Pagi itu, ia datang dengan satu misi yang lebih besar daripada sekadar seremonial peresmian. Ia ingin memastikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) benar-benar menjadi cahaya bagi anak-anak Sabang.
Bukan sekadar angka dalam laporan tahunan, bukan sekadar jargon politik yang mudah diucapkan tetapi sulit diwujudkan. Ia ingin program ini nyata dapat dipegang, dapat dicicipi, dapat dirasakan dalam bentuk sepiring nasi yang bergizi.
Dari kejauhan, ia melihat seorang anak perempuan duduk di salah satu bangku kayu panjang, menyendok sesuap nasi ke mulutnya dengan hati-hati. Di matanya ada rasa syukur, di wajahnya ada ketenangan. Pemandangan itu membuat Magdalaina tersenyum bukan sekadar ekspresi keramahan, tetapi sebuah janji.
Janji bahwa setiap anak Sabang berhak atas hidup yang lebih baik, tanpa kelaparan yang membayangi, tanpa kekhawatiran yang menghambat mimpi.
DPRK Sabang: Mata, Telinga, dan Hati Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Sabang bukan sekadar bangunan megah dengan lorong-lorong panjang dan kursi-kursi empuk. Ia adalah jantung demokrasi, mata yang selalu mengawasi, telinga yang setia mendengar, dan hati yang memahami.