Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Hendropriyono Bongkar Skenario Proksi Amerika di Balik Perang Iran-Israel

Dalam diskusi ini, Hendropriyono juga memberikan pandangannya tentang hakikat intelijen. Ia memandang intelijen bukan hanya sebagai alat negara, tetapi sebagai "roh yang menjaga kedaulatan nasional". Ini menunjukkan betapa vitalnya peran intelijen dalam menjaga keutuhan dan keamanan suatu negara.

Infoaceh.net – Isu geopolitik dan potensi konflik global menjadi sorotan utama dalam diskusi mendalam antara mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono dan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Dalam sebuah podcast YouTube di “Mahfud MD Official”, Hendropriyono secara blak-blakan mengungkapkan pandangannya terkait perang Iran-Israel, yang menurutnya tak lepas dari skenario proksi Amerika Serikat.

Analisisnya ini bukan tanpa dasar, melainkan berpijak pada rekam jejak panjang operasi intelijen AS di berbagai belahan dunia.

Perang antara Iran dan Israel, yang belakangan memanas dan menjadi perhatian global, memicu pertanyaan besar mengenai motif dan aktor di baliknya. Hendropriyono, dengan pengalaman puluhan tahun di dunia intelijen, punya pandangan tersendiri.

Ia secara lugas menyatakan bahwa konflik ini, pada dasarnya, adalah sebuah situasi proksi AS. Artinya, Amerika Serikat, alih-alih terlibat langsung, menggunakan pihak lain untuk mencapai kepentingan strategisnya di kawasan.

Pandangan ini diperkuat oleh analisis Hendropriyono mengenai preferensi Amerika Serikat dalam berinteraksi di kancah global pasca-Perang Vietnam.

“Amerika, setelah Perang Vietnam, tidak mau lagi bertempur langsung, pakai proxy,” tegas Hendropriyono. Ini menjelaskan mengapa Washington cenderung bermain di belakang layar, mendukung salah satu pihak dalam konflik atau bahkan memicu ketegangan, demi menjaga dominasinya tanpa harus mengorbankan prajuritnya secara langsung.

Bagi Hendropriyono, pola ini bukanlah hal baru. Ia menyoroti berbagai kasus historis operasi intelijen AS (CIA) dan Inggris (MI6) yang bertujuan untuk mendestabilisasi Indonesia dan negara-negara lain, seringkali dengan menggunakan proksi.

Sejarah mencatat bagaimana kekuatan intelijen ini bergerak di balik layar untuk mengganti rezim, memicu kerusuhan, atau bahkan melatih kelompok tertentu demi mencapai agenda geopolitik mereka.

Ia juga menyinggung rencana AS untuk mengalihkan fokus geopolitik ke Asia Tenggara, khususnya Laut Cina Selatan, yang menurutnya sempat kacau. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya “Rencana B” yang melibatkan Suriah.

Pergeseran fokus ini menunjukkan betapa dinamis dan penuh perhitungan langkah-langkah yang diambil oleh kekuatan besar dalam menjaga pengaruhnya.

Meskipun adanya ketegangan global saat ini, termasuk konflik di Timur Tengah dan perang di Ukraina, Hendropriyono berpendapat bahwa perang dunia skala penuh tidak mungkin terjadi. Alasannya, kekuatan-kekuatan besar dunia memiliki “kesibukan” atau fokus masing-masing.

Rusia disibukkan dengan Ukraina, sementara Tiongkok memiliki perhatian pada Pakistan dan India, serta ambisi regionalnya sendiri. Hal ini menciptakan semacam keseimbangan kekuatan yang, meskipun rentan, mencegah eskalasi konflik menjadi perang global.

Dalam diskusi ini, Hendropriyono juga memberikan pandangannya tentang hakikat intelijen. Ia memandang intelijen bukan hanya sebagai alat negara, tetapi sebagai “roh yang menjaga kedaulatan nasional”. Ini menunjukkan betapa vitalnya peran intelijen dalam menjaga keutuhan dan keamanan suatu negara.

Namun, ia juga mengakui sisi gelap dari praktik intelijen tertentu. Hendropriyono berargumen bahwa intelijen pada dasarnya adalah etis, tetapi praktiknya oleh agen-agen seperti CIA dan MI6 seringkali melibatkan operasi yang tidak etis, yang bahkan bisa disamakan dengan teror.

Hal ini mencakup berbagai bentuk destabilisasi, intervensi, hingga praktik-praktik terselubung yang merugikan kedaulatan negara lain.

Untuk mengatasi hal ini, ia menganjurkan agar filsafat intelijen dimasukkan dalam kurikulum sekolah intelijen, untuk memastikan bahwa praktik di lapangan selaras dengan prinsip-prinsip etika. Ini adalah upaya untuk membangun moralitas dalam praktik intelijen yang kerap kali dihadapkan pada dilema.

Hendropriyono juga memaparkan dilema moral dalam intelijen, di mana terkadang intelijen perlu bertindak preemptif, misalnya menghentikan pelaku bom bunuh diri sebelum meledak. Tindakan semacam ini mungkin ambigu secara hukum tetapi diperlukan untuk mencegah bahaya yang lebih besar.

Mahfud MD pun setuju akan pentingnya intelijen, namun ia menekankan bahwa intelijen tidak boleh digunakan untuk memata-matai warga negaranya sendiri yang sedang menjalankan hak-haknya, melainkan harus fokus pada ancaman nyata terhadap negara.

Sebagai puncak dari analisisnya, Hendropriyono mengumumkan bahwa ia sedang menulis sebuah buku yang akan dirilis pada bulan Agustus, yang secara detail akan mengungkap “praktik-praktik tercela” intelijen AS (CIA) dan Inggris.

Pandangan Hendropriyono ini memberikan perspektif kritis terhadap konflik Iran-Israel dan mengingatkan kita akan kompleksitas geopolitik yang seringkali diwarnai oleh intervensi dan kepentingan tersembunyi.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

DPR Dianggap Masuk Angin soal Surat Pemakzulan Gibran
Plt Sekda Aceh, M. Nasir Syamaun melantik lima Komisioner Komisi Informasi Aceh, di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh, Selasa (24/6/2025). (Foto: Ist)
Wagub Aceh, Fadlullah bersama Ketua DPRA Zulfadli menyerahkan usulan revisi UUPA kepada Badan Legislasi DPR RI, Selasa, 24 Juni 2025.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Gindo Ginting didampingi Perwakilan Kodam IM dan BAIS memperlihatkan barang bukti 2 WNA asal Pakistan dan Malaysia yang diamankan karena melanggar aturan Keimigrasian, pada konferensi pers, Selasa (24/6). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB Usman Husin
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bahtra Banong
Pasha Ungu Cari Dimas Anggara, Minta Klarfikasi Usai Diduga Tantang Anaknya Berkelahi
Perang Pakai Proksi Tanpa Harus Mengorbankan Prajuritnya
Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI), didukung oleh Muslim Aid, menggelar kegiatan Lesson Learned Program Penguatan Kualitas Pendidikan di Aceh Tahap Keempat Tahun 2024–2025, Selasa (24/6/2025), di Aula Lantai 5 Hotel Rasamala, Banda Aceh.
Arab Saudi Kecam Keras Serangan Iran terhadap Qatar: Pelanggaran Prinsip Bertetangga
90 Ribu Jemaah Haji Indonesia Belum Bisa Pulang Imbas Konflik Timteng
Putra Mahkota Reza Pahlavi Setujui Pergantian Rezim di Tengah Perang Iran–Israel, Musuh dalam Selimut?
Gempa 6,3 Magnitudo Guncang Filipina Selatan
Mengapa Kulit Jokowi Berubah? Dokter Jelaskan Perbedaan Alergi Biasa dan Penyakit Langka
Harga Minyak Dunia Terancam, Trump Peringatkan Produsen AS: Bor Sekarang!
Iran Serang Pangkalan Militer AS, Qatar Marah-marah dan Janjikan Pembalasan
Aneh, Patung Jokowi di Tanah Karo Disebut Mirip dengan Wajah Pak Jokowi saat Sakit
75 Orang Diciduk Polisi saat Nikmati Pesta Gay
Indonesia Diklaim Jadi Negara Paling Aman dari Ancaman Perang Dunia Ketiga
Sosok Beathor Suryadi, Politisi PDIP yang Tuding Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka Jakarta
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Enable Notifications OK No thanks