Infoaceh.net, BANDA ACEH – Tingkat kesembuhan hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Aceh mencapai 95 persen lebih.
Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran Senin (20/1/2025) menyebutkan, jumlah ternak yang sembuh PMK tersebut merupakan hasil dari penanganan intensif yang dilakukan di wilayah terdampak.
Adapun hingga Januari 2025 tercatat sebanyak 2.533 ekor hewan ternak terinfeksi PMK di Aceh, dan jumlah hewan yang sembuh setiap harinya semakin meningkat, sehingga tersisa hanya 64 ekor yang terinfeksi.
Ada 19 ekor yang dipotong paksa, dan 33 ekor mati.
Zalsufran menjelaskan, 64 ekor ternak yang masih terinfeksi tersebar di Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Selatan.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang telah bekerja keras menangani PMK.
“Kita apresiasi Pemko dan Pemkab yang luar biasa dalam pencegahan dan pengobatan PMK selama ini,” sebutnya.
Diungkapkannya, salah satu penyebab merebaknya kembali PMK di Aceh adalah kekosongan vaksinasi serta anak sapi yang belum sempat divaksin pada tahun sebelumnya.
“Ketika kita gencar melakukan vaksinasi tahun lalu, ada anak-anak sapi yang masih terlalu kecil untuk divaksin. Kekosongan vaksin ini juga terjadi secara nasional, sehingga menyebabkan PMK kembali muncul,” pungkasnya.
Meskipun jumlah ternak yang berhasil disembuhkan dari infeksi Penyakit Mulut dan Kuku di Aceh, meningkat signifikan, namun vaksinasi hingga upaya memperketat pengawasan di jalur masuk ternak melalui darat dan laut terus dilakukan oleh Dinas Peternakan (Disnak) Aceh.
Kadis Peternakan Aceh Zalsufran menyatakan telah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait di antaranya Bea Cukai untuk memastikan tidak ada hewan ternak yang masuk ke Aceh terutama dari luar negeri, tanpa pemeriksaan kesehatan yang memadai.
Menurutnya setiap ternak harus dilengkapi dengan surat kesehatan yang menyatakan dalam kondisi sehat.
Untuk mengendalikan penyebaran PMK, Disnak Aceh telah menerima 5.900 dosis vaksin tahap pertama dari total pengajuan sebanyak 59.000 dosis.
Vaksin tersebut telah didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota terdampak.
Karena peningkatan kasus PMK hingga Januari 2025 disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya kekosongan vaksin hingga masuknya sapi illegal asal Thailand melalui perairan Aceh, sebagaimana yang diungkap oleh Bea Cukai.
“Kita terus melakukan vaksinasi, termasuk mengajukan penambahan bantuan 59.200 dosis vaksin kepada Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH),” pungkasnya.