Banda Aceh – Puluhan kantong sampah berhasil dipungut dalam aksi bersih-bersih yang digelar Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Banda Aceh di Pelabuhan Ulee Lheue, Ahad, 14 Februari 2021.
Gotong royong yang difokuskan membersihkan sampah di celah-celah batu pemecah ombak Ulee Lheue yang digagas HPI tersebut bekerja sama dengan Dinas Pariwisata (Dispar) Banda Aceh, UPTD Pelabuhan Ulee Lheue, Polsek, Koramil, Genpari Aceh, IKAMBA dan Tosca.
“Ada 80 kantong sampah yang berhasil kami kumpulkan, dan sampah-sampah itu langsung diangkut untuk dibawa ke TPA,” kata Ketua DPC HPI Kota Banda Aceh, Siti Jihadun Nufus.
Menurut Jihan, sapaan Siti Jihadun Nufus, kegiatan itu merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap objek-objek wisata yang berada di Kota Banda Aceh. Salah satunya adalah Pelabuhan Ulee Lheue.
“Alhamdulillah, senang sekali rasanya dalam kegiatan kali ini kami disupport banyak pihak, terutama Dispar Kota Banda Aceh. Terima kasih juga kepada semua pihak yang sudah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Awalnya, kata Jihan, kegiatan ini direncanakan hanya gotong royong biasa, pesertanya hanya para anggota HPI Banda Aceh bekerja sama dengan petugas Pelabuhan Ulee Lheue.
“Namun setelah kami sampaikan rencana kegiatan ini kepada Bapak Iskandar (Kadispar Banda Aceh), ternyata antusiasme beliau sama besarnya dengan semangat kami. Beliau mengajak berbagai organisasi dan pihak terkait lainnya sehingga gaung kegiatan ini pun terdengar semakin luas,” jelasnya.
Ia menjelaskan kegiatan yang diberi nama beach cleaning ini merupakan yang kedua kalinya diinisiasi oleh HPI Banda Aceh. Kegiatan pertama dilaksanakan tahun 2019 di Pantai Lamtong, Ulee Lheue.
“Setelah tim melakukan cek di beberapa lokasi wisata khususnya di Kota Banda Aceh, disepakati untuk tahun ini kami memilih Pelabuhan Ulee Lheue, dimana fokusnya adalah sampah yang ada dicelah-celah batu pemecah ombak,” sebutnya.
Untuk itu, ia berharap kegiatan ini dapat memberikan output yang positif untuk Kota Banda Aceh, terutama kesadaran bagi pengunjung ke lokasi ini agar dapat bertanggung jawab terhadap sampah makanan dan minuman yang dibawa masing-masing.
“Karena sampah-sampah yang dibuang di antara batu-batu pemecah ombak tersebut akan terbawa ke laut ketika gelombang tinggi atau pasang. Tanpa disadari ini akan mencemari lingkungan yang pada akhirnya merugikan kita sendiri,” jelasnya.
Finalis Duta Wisata Kota Banda Aceh tahun 2013 ini juga berharap adanya penambahan tong sampah baru dan papan imbauan untuk membuang sampah pada tempatnya di lokasi pemecah ombak tersebut.
“Mari kita sama-sama lebih peduli untuk menjaga lingkungan. Karena lingkungan yang bersih adalah cerminan dari perilaku masyarakat,” tegasnya.
Sementara Kadispar Kota Banda Aceh, Iskandar, dalam arahannya menyampaikan agar semua pihak ikut menjaga lingkungan.
Ia menyebutkan kegiatan itu juga bertujuan sebagai ajang silaturahmi. Dengan banyak silaturahmi, katanya, akan memperpanjang umur, menambah ceria, sehat, imun tubuh bisa terus meningkatkan. Ini juga dalam rangka untuk melawan Covid-19.
“Dalam kegiatan ini juga harus mengutamakan protokol kesehatan, dimana prokes tetap utama, jangan sampai gara-gara kegiatan ini malah menularkan Covid-19,” jelasnya.
Iskandar berharap kegiatan ini bisa menjadi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terutama pedagang agar tidak membuang sampah sembarang.
“Mudah-mudahan mereka (pedagang) mendapatkan manfaat dari keberadaan objek wisata yang ada di Ulee Lheue ini. Saya juga berharap mereka sama-sama punya tanggung jawab terhadap keindahan dan kebersihan Ulee Lheue,” pungkasnya. (IA)