Kakanwil Kemenag Aceh Mutasi 5 Pejabat Eselon III, dari Kabid Hingga Kakankemenag
Infoaceh.net, BANDA ACEH — Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Azhari melantik dan mengambil sumpah lima Pejabat Eselon III atau Pejabat Administrator di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh, Selasa (18/3/2025).
Para pejabat yang dilantik adalah:
1. Dr Aida Rina Elisiva, sebagai Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (Kabid PAI) Kanwil Kemenag Aceh. Sebelumnya Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Banda Aceh.
2. Fadli SAg MSi sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Aceh Utara. Sebelumnya Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Aceh Timur.
3. Khairul Azhar SAg MSi menjadi Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Kemenag Aceh. Sebelumnya Kabid Pendidikan Agama Islam (Kabid PAI) Kanwil Kemenag Aceh
4. Drs Maiyusri MAg, menjadi Kakankemenag Bener Meriah. Sebelumnya Kepala Kantor Kemenag Aceh Utara
5. Dr Zulkifli SAg MPd menjadi Kepala Kantor Kemenag Bireuen. Sebelumnya Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Penmad) Kanwil Kemenag Aceh.
“Semoga para pejabat yang dilantik siang Ramadhan ini, mendapat keberkahan dan senantiasa membawa berkah, dalam menjalankan amanah, selama mengabdi dan berkiprah, juga keberkahan bagi yang dilantik sebelum dan setelahnya,” ujar Kakanwil Kemenag Aceh Azhari dalam sambutannya
“Bahwa promosi, mutasi, dan rotasi ini suatu keniscayaan dalam institusi, antara lain untuk pengembangan suatu lembaga,” jelas Azhari dalam acara dalam aula kanwil.
“Kita bergeser untuk penyegaran dan peningkatan kinerja dan inovasi masing-masing. Hari ini kita bertukar sementara, untuk lebih baik, dan semua jabatan kita memang sementara. Kita bertukar untuk dapatkan teman, pengalaman, dan dinamika baru,” imbuh Kakanwil.
“Bagi pejabat pada tempat sebelumnya, memang telah bekerja dengan maksimal bersama dinamika di unit masing-masing,” akuinya.
Kakanwil melanjutkan bagi pejabat yang dilantik, diyakini dan percaya pasti ada kapasitas masing-masing. Dan dipromosi, dimutasi, dan dirotasi tentu menurut pertimbangan yang matang.
“Jadi tidak ada istilah jauh dan dekat, dalam mengabdi, dan tak ada kata-kata ‘dibuang’ misalnya, ke tempat yang lebih jauh,” ingatnya.