Kebohongan Alhudri dan Pejabat Oportunis Maju-Mundur di Pilkada
Jika Alhudri maju di Pilkada kata Fauzan, makanya generasi Gayo di Pemerintahan Aceh untuk tingkat eselon II habis.
“Politik itu dinamis dan kita jangan egois, mari belajar merelakan untuk kepentingan yang lebih besar. Fikirkan juga saudara kita di Kaloy di Aceh Tamiang, Lokop Serbajadi dan Tampur di Aceh Timur,” ujar Fauzan.
Sebagaimana diketahui, Alhudri pada 31 Agustus hingga 2 September 2024 juga tidak mengikuti tes kesehatan di RSUDZA Banda Aceh, terkait pencalonannya di Pilkada Aceh Tengah.
Sementara itu, partai pengusung pasangan calon Bupati Aceh Tengah Alhudri – Alaidin bersepakat untuk mencari pengganti Alhudri sebagai calon bupati Aceh Tengah. Alhudri dinilai telah mengkhianati Partai pengusung dan rakyat Aceh Tengah.
“Alhudri telah membohongi partai koalisi dan telah berbohong mengatakan dirinya dijegal Bustami Hamzah yang tidak bersedia meneken surat mundurnya dari PNS,” kata Ketua DPC Partai Demokrat Aceh Tengah Tarmina Lakiki, di Banda Aceh, Senin (2/9/2024).
Sebelumnya, kepada partai pengusung Alhudri menjelaskan apabila surat pensiunnya tidak diteken oleh Sekda Aceh Bustami Hamzah, dan Alhudri menyebut Bustami telah menjegal dirinya.
Hal itu disampaikan untuk meyakinkan partai Pengusung terkait surat pengunduran dirinya yang dijegal Bustami.
Padahal Bustami Hamzah sejak tidak lagi Pj Gubernur Aceh pada 22 Agustus 2024, Bustami juga telah mundur dari PNS dan Sekda Aceh karena akan maju calon gubernur Pilkada Aceh 2024.
“Ini pembohongan luar biasa, Alhudri mundur dari Paslon tanpa alasan yang kuat,” ujar Arwin Mega, Ketua DPD I PDI Perjuangan Aceh Tengah.
Untuk itu, Ketua partai Pengusung yang terdiri dari Tarmina Lakiki (Demokrat), Arwin Mega (PDIP), Ilhamuddin (PAN), Wajadal Muna (Ummat), dan Yaser Arafat (Hanura) bersepakat untuk mencari pengganti.
Menanggapi tudingan para ketua partai pengusung bahwa Alhudri telah berbohong, Fauzan Azima dalam sebuah keterangan tertulis yang dikirim ke redaksi Infoaceh.net juga memberikan tanggapan.
Menurut Fauzan, sepanas apapun hati, kepala kita harus tetap dingin. Perjalanan masih panjang. Hidup dan berkehidupan bukan sekadar urusan pemilihan kepala daerah. Masih banyak hal penting lain yang kita dibutuhkan dan dalam dijelaskan dalam silaturahmi.