Kemenangan Idul Fitri Jika Dosa Terhapus
ACEH BESAR — Makna fitrah pada Hari Raya Idul Fitri adalah suci, yang mencakup enam hal penting, yaitu kesucian, kekuatan, jati diri, asal usul kejadian, memakai pakaian taqwa, dan dinul Islam.
Karena itu, fitrah yang paling hakiki yaitu kemenangan bagi hamba Allah yang beriman terbebas dan terhapus dari segala dosa, bagaikan anak yang baru lahir.
Hal itu akan disampaikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Aceh Besar Tgk Marbawi Yusuf SH dalam khutbah shalat Idul Fitri di Masjid Baburridha, Lam Ilie, Kecamatan Indrapuri, 1 Syawal 1444 Hijriah, Sabtu (22/4/2023).
“Hari raya itu tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sunat, seperti mamakai pakaian baru, bertakbir, dan lainnya, tapi yangg lebih penting merawat Hablumminallah dan Hablumminannas,” tegas Sekjen TASTAFI Aceh Besar ini.
Menurut Marbawi, hubungan dengan Allah yaitu ibadah, sehingga kebiasaan dalam bulan Ramadhan dalam hal nilai-nilai ibadah kita implementasikan dalam 11 bulan yang akan datang.
Begitu juga sesama manusia, kita selalu menunaikan hak, kewajiban, dan tidak ada sekecil apapun dalam hati kita najis batiniyah.
Dia menyatakan, pada hari yang fitrah ini, semua hamba Allah yang beriman di seluruh penjuru dunia mendapatkan kemenangan dari Allah, setelah sebulan melawan hawa nafsu dengan berpuasa. Lantunan takbir pun terus berkumandang, bagaikan suara datang dari langit.
“Di saat pertama sekali Rasulullah melaksanakan shalat Hari Raya Fitrah pada tahun kedua Hijriah sampai beliau wafat pada tahun ke-11 hijriah, tak pernah beliau tinggalkan, sehingga shalat hari raya menjadi shalat sunat muakkad,” tegasnya.
Dia menambahkan, bulan suci Ramadan sudah meninggalkan kita, bulan yang begitu agung dengan segala kelebihan yang bersahaja. “Allah berikan bulan Ramadan kepada umat Nabi Muhammad, bulan yang diturunkannya Al-Quran, bulan yang adanya lailatul qadar, dan banyak kelebihan lainnya,” ujarnya.
Sehingga, Nabi Muhammad bersabda, “Seandainya umatku tahu bagaimana sesungguhnya kelebihan Ramadan, maka sungguh mereka minta Ramadhan itu setahun”. “Semoga dengan Ramadan tahun ini kita menjadi hamba yang mendapatkan hikmah itu semua. Kita berdoa, Allah pertemukan dengan Ramadan tahun depan,” pungkas Rais ‘Am PB Rabithah Thailiban Aceh (RTA) ini. (IA)