Lelang Proyek Diduga Sarat KKN, Menteri PUPR Didesak Copot Kepala BP2JK Aceh
Pembangunan Rumah Susun Ponpes Dayah Darul Ihsan Tgk H Hasan Krueng Kalee yang beralamat di Gampong Siem Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, yang saat ini pembagunannya juga mangkrak.
Pekerjaan yang anggarannya bersumber dari APBN 2022 ini dimenangkan CV ASOLON UTAMA, yang beralamat di Banda Aceh. Sementara pagu anggaranya mencapai Rp 3.526.524.000 dan HPS Rp.3.526.524.000, sedangkan Nilai Kontrak Rp 2.970.417.000, jadi selisih antara HPS dengan Nilai Kontrak adalah 16% atau Rp 556.107.000.
Fakta di lapangan, progres pekerjaan baru dikerjakan 31,82% fisik dan 37,08% keuangan yang telah dicairkan kepada pihak rekanan.
Proyek Pembangunan Rumah Susun Pondok Pesantren Dayah Darul Munawwarah Ulee Gle Pidie Jaya yang bersumber dari APBN 2022 dimenangkan CV. TSARAYA, yang beralamat di Aceh Timur. Dengan pagu anggaran mencapai Rp 3.412.024.000 dan HPS Rp 3.412.019.000, sedangkan Nilai Kontrak Rp2.729.615.200.
Terjadi selisih antara HPS dengan Nilai Kontrak adalah 20% atau Rp 682.403.800.
Sejauh ini, progres pekerjaan baru dikerjakan 31,82% fisik dan keuangan yang telah diterima oleh pihak rekanan 38,58%.
Proyek Pembangunan Rumah Susun Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman Bireuen, anggaranya bersumber dari APBN 2022. Sementara tendernya dimenangkan CV RAJA MUDA, yang beralamat di Aceh Utara.
Pembangunannya saat ini mangkrak. Dengan Pagu Anggaran yang mencapai Rp 4.828.440.000 dan HPS Rp 4.823.835.000, sedangkan nilai Kontrak Rp 3.862.752.000, jadi selisih antara HPS dengan Nilai Kontrak sebesar 20% atau Rp 965.688.000. Fakta di lapangan progres pekerjaan baru dikerjakan 35,23% fisik dan 54,60% keuangan telah di terima pihak rekanan.
Pembangunan Rumah Susun Institut Agama Islam Al Aziziyah Bireuen (Kampus Putri) yang anggarannya bersumber APBN 2022. Pekerjaan dimenangkan CV. RAMAI JAYA yang beralamat di Banda Aceh. Pagu anggaran proyek tersebut mencapai Rp. 4.828.440.000 dan HPS Rp 4. 828.440.000 sedangkan Nilai Kontrak Rp 3.862.752.000, terjadi 20% selisih kontrak dari Hasil Perkiraan Sendiri (HPS) atau Rp 965.688.000. Fakta di lapangan, progres baru dikerjakan 66,67 %. Fisik dan keuangan yang sudah dicairkan 31.03 % dan saat ini pembagunannya juga mangkrak.