Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, EMK Alidar
Banda Aceh — Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, EMK Alidar meminta masyarakat Aceh agar tidak menginstal aplikasi ‘Kitab Suci Aceh’. di Google Play Store yang dinilai sangat provokatif.
” Aplikasi itu sepertinya memang ditargetkan untuk orang Aceh lantaran menggunakan bahasa Aceh, tetapi tentu saja kita tidak perlu membukanya, apalagi menginstalnya di android,” ujar EMK Alidar, Sabtu (30/5).
Sementara pihak Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh (MPU) dalam menyikapi keberadaan aplikasi ‘Kitab Suci Aceh’ dengan meminta masyarakat agar mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada Pemerintah Aceh.
Apalagi, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah telah mengirimkan surat protes keras kepada perusahaan Google Indonesia terkait keberadaan aplikasi “Kitab Suci Aceh” di Google Play Store yang dinilai sangat provokatif dan telah meresahkan masyarakat Aceh.
Melalui surat bertanggal 30 Mei 2020, Nova Iriansyah menyampaikan keberatan dan protes keras kepada Managing Director PT Google, Pacific Century Place Tower Level 45 SCBD Lot 10 di Jl. Jend. Sudirman No.52-53, RT.5/RW.3, Senayan, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali atau yang lebih akrab disapa Lem Faisal.
Lem Faisal juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan link aplikasi tersebut serta tidak menginstal atau mengunduhnya.
“MPU Aceh mendukung segala upaya yang dilakukan Pemerintah dalam memprotes keberadaan aplikasi tersebut,” ujar Lem Faisal.
Sementara terkait perlu tidaknya mengeluarkan fatwa khusus yang mengharamkan penyebaran maupun pengunduhan aplikasi itu, Lem Faisal mengaku butuh pengkajian lanjutan.
Sementara Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, mengajak masyarakat untuk menyikapi keberadaan aplikasi tersebut dengan sikap tenang.
Jalur protes protes yang ditempuh Pemerintah Aceh kepada Google diyakini akan membuahkan hasil sehingga aplikasi tersebut akan dicabut.
“Kita tidak boleh menyikapinya dengan emosi berlebihan, karena itulah yang diharapkan para pembuat aplikasi itu. Kita harus tetap bersatu menjaga kerukunan,” terangnya. (IA)