Musim Penangkapan Mahasiswa Datang Lagi?
Menurut Aufa, ketika itu, dua temannya yang pada 13 Mei 2025 diciduk Polrestabes Semarang, berusaha mengamankan Brigadir Eka agar tidak menjadi sasaran pemukulan atau pengeroyokan massa. “Kedua orang yang ditangkap ini sebetulnya mengamankan intel tersebut agar tidak dihabisi oleh massa. Sehingga narasi yang hari ini harus kita amini adalah mereka berdua mengamankan,” ujarnya ketika dihubungi, Kamis (15/5/2025).
Pada 21 Mei lalu, sebanyak 93 orang mahasiswa Universitas Trisakti yang melakukan aksi di Balai Kota Jakarta ditangkap aparat kepolisian. Puluhan mahasiswa itu masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan pada Kamis penahanan itu dilakukan karena kericuhan pada aksi itu menyebabkan tujuh orang polisi terluka diduga karena pemukulan oleh massa aksi. Ade mengatakan, pihaknya juga telah melakukan tes urine kepada 93 orang yang ditangkap. Menurut dia, tiga dari 93 orang itu dinyatakan positif menggunakan ganja.
Sedangkan 90 orang lainnya yang juga ditahan dinyatakan negatif narkoba. Namun, puluhan mahasiswa itu masih diperiksa oleh penyelidik. “Masih dilakukan pendalaman perannya dan disandingkan dengan barang bukti,” ujar Ade.
Ade menjelaskan, kericuhan itu bermula ketika mahasiswa yang sedang aksi mendobrak gerbang keluar Balai Kota pada Rabu sekitar pukul 16.38 WIB. Massa aksi disebut hendak memasuki area Balai Kota, meski polisi telah menyiapkan lokasi aksi di gerbang masuk Balai Kota.
Petugas yang berjaga kemudian melakukan pencegahan. Namun, timbul kericuhan dan terjadi peristiwa pemukulan yang mengakibatkan tujuh anggota kepolisian luka-luka. Alhasil, polisi menangkap beberapa orang dari massa aksi.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, pihaknya telah menjenguk puluhan mahasiswa yang ditahan di Polda Metro Jaya pada Rabu malam. Ia juga telah berkomunikasi dengan jajaran Polda Metro Jaya terkait penahanan itu.
Usman menjelaskan, aksi itu dilakukan mahasiswa Universitas Trisakti untuk menemui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jakarta. Pasalnya, sudah ada jadwal pertemuan antara mahasiswa dengan Bakesbangpol Provinsi Jakarta. Namun, terjadi insiden saat aksi dilakukan.