Pandemi Covid-19, Unicef Khawatir Kasus Stunting di Aceh Meningkat
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, berbicara dalam workshop online pencegahan stunting yang digelar Unicef Aceh, di Meuligoe Gubernur Aceh, Selasa (12/5).
Banda Aceh — Pihak Unicef mengkhawatirkan kasus stunting atau anak tubuh kerdil dan pendek bisa meningkat lagi di Aceh, disebabkan kondisi berlangsungnya pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) saat ini
Hal itu terjadi karena banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam upaya memenuhi makanan bergizi untuk keluarganya, khususnya bagi anak-anak.
Kepala Unicef Perwakilan Aceh, Andi Yoga Tama, mengungkapkan, isu stunting sepertinya tampak terabaikan sejak merebaknya virus Corona beberapa bulan terakhir.
Padahal angka kasus stunting masih relatif tinggi baik secara nasional maupun Aceh secara khusus.
“Berkurangnya pendapatan keluarga akibat pandemi Covid-19 berimbas terhadap kemampuan untuk memenuhi makanan bergizi. Hal ini kita khawatirkan meningkatnya angka stunting,” ujar Andi Yoga Tama dalam workshop online pencegahan stunting yang digelar Unicef Aceh, di Meuligoe Gubernur Aceh, Selasa (12/5).
Selain Unicef, workshop itu juga diisi oleh Tim Penggerak PKK Aceh, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh, Dinas Kesehatan Aceh, Pakar Stunting Aceh, dan Tim Pendamping Desa.
Andi Yoga Tama berharap, semua pihak dapat berperan untuk memaksimalkan pelayanan posyandu dan rumoh gizi gampong di Aceh, guna menyukseskan program penanganan dan pencegahan stunting di Bumi Serambi Mekkah ini
Sementara Tim Penggerak PKK Aceh menggalakkan Gampong Siaga Covid-19 untuk mengampanyekan agar masyarakat terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kampanye tersebut dianggap selaras untuk mencegah penyebaran virus Corona sekaligus menanggulangi terjadinya stunting.
“Kita berharap Gampong siaga ini tidak hilang meskipun Covid-19 berakhir. Namun gampong siaga harus tetap ada untuk mencegah stunting nantinya,” ujar Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, dalam workshop online pencegahan stunting yang digelar Unicef Aceh tersebut
Dyah mengatakan, saat ini setidaknya ada 5.000 gampong siaga Covid-19 yang sudah terbentuk di Aceh. Ia ingin, agar tim gampong siaga itu nantinya juga dapat menggerakkan program penanganan stunting yang sudah berjalan. Seperti mengaktifkan rumoh gizi gampong dan posyandu.
“Kita saat ini semua membicarakan Covid-19 dan seolah-olah stunting sudah tenggelam. Ini tentu menjadi kewaspadaan bagi kita,” terang Dyah.
Dalam kesempatan itu, Dyah juga menyampaikan sejumlah langkah yang telah dilakukan PKK Aceh setahun terakhir untuk menanggulangi terjadinya stunting di Aceh.
Diantaranya, melaunching rumoh gizi gampong di 18 kabupaten/kota, menyosialisasikan pencegahan dan penanganan stunting serta membangun kerja sama dengan lintas sektor.
“PKK berperan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,” tutur istri Plt Gubernur Aceh itu.
Dyah berujar, PKK Aceh memiliki ratusan ribu kader yang tersebar sampai di tingkat gampong. Mereka berperan untuk mewujudkan dan mendukung langkah penangan dan pencegahan stunting di Aceh. (IA)