Panti Asuhan dan Rumah Singgah Batasi Pihak Luar
Foto: Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati menyosialisasikan pencegahan Covid-19 bagi penghuni beberapa panti asuhan di Banda Aceh dan Aceh Besar, Rabu (25/3).
Banda Aceh — Pemerintah Aceh telah mengeluarkan surat edaran terkait liburnya aktifitas belajar-mengajar di sekolah hingga akhir Maret 2020 dalam upaya pencegahan meluasnya penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19.
Namun demikian, beberapa panti asuhan dan rumah singgah tetap dihuni para anak-anak. Hanya saja, untuk antisipasi penyebaran Covid-19, para pengurus di sana menerbitkan aturan sendiri, dimana ada pembatasan antara penghuni panti/rumah singgah dengan masyarakat luar.
Nurjannah Husain, pimpinan Rumah Kita, rumah singgah bagi penyintas kanker dan keluarganya yang tengah berobat di Banda Aceh, mengatakan pihaknya mewajibkan setiap pasien yang pulang berobat dari rumah sakit untuk mencuci tangan sebelum masuk ke Rumah Kita.
“Mereka harus mandi dan ganti baju baru boleh berbaur. Kita ikuti prosedur untuk antisipasi,” ujar Nunu, sapaan Nurjannah Husein.
Nunu menyebutkan, untuk menghindari penyebaran wabah virus corona, pihaknya tidak menerima kunjungan sementara waktu dan memberlakukan isolasi mandiri. Dimana, para penghuni Rumah Kita dianjurkan tetap di rumah dan sementara waktu membatasi diri dengan aktivitas di luar.
Saat ini ada 23 penghuni yang tinggal di Rumah Kita. Bagi mereka semua dianjurkan untuk menutup mulut saat batuk, rutin mencuci tangan dan membuka jendela di pagi hari.
Senada dengan Rumah Kita, Rumah Singgah C-Four juga menerapkan kesiapsiagaan bagi penghuni. Mirna, salah seorang penjaga rumah singgah mengatakan, mereka mewajibkan penghuni untuk selalu mencuci tangan saat pulang dan mandi serta mengganti pakaian usai berobat dari rumah sakit.
“Pagi pukul 07.00 Wib sampai pukul 09.00 Wib, kita ajak mereka berjemur di luar,” kata Mirna.
Sementara Panti Asuhan Rumah Penyantun Muhammadiyah di Punge Blang Cut bahkan menutup rapat pagar asrama. Dengan itu, dipastikan aktifitas 50 murid di sana terfokus di dalam asrama. Panti itu membatasi akses untuk pengecegahan penyebaran virus corona.