BANDA ACEH — Bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi waktu yang sangat baik untuk meningkatkan amalan-amalan, disinyalir sudah dijadikan bulan untuk bermudahan-mudahan dalam bermaksiat oleh segilintir orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UIN Ar-Raniry, Khairul Rahmad di Banda Aceh, Selasa (2/4/2024).
“Tidak sedikit sekarang dijumpai orang-orang yang berpacaran, bersantai-santai di tepi pantai, misal di Alue Naga, Ulee Lheu dan di beberapa titik yang lain,” ucap Khairul.
Belum lagi dalam Ramadhan ini, banyak agenda-agenda yang katanya buka puasa bersama (Bukber), baik itu di cafe-cafe maupun di tepi pantai, tidak sedikit dijumpai orang-orang yang tidak melaksanakan shalat maghrib bahkan tarawih.
“Hal ini seakan-akan daerah ini tidak ada lagi aturan syari’at yang mengikat,” lanjutnya.
Hal ini juga tidak terlepas dari dampak negatif pesatnya perkembangan zaman yang kini semakin modern, kemajuan zaman memang tidak bisa dielakkan, namun harus bisa diproteksi, guna mencegah dampak negatifnya.
Untuk itu, ia meminta semua pihak yang berwenang, khususnya dalam hal ini Dinas Syariat Islam Aceh, Satpol PP-WH Aceh untuk terus meningkatkan pengawasan dan lebih serius dalam mengawal pelaksanaan syariat Islam di Aceh, apalagi ini masih dalam momentum bulan suci Ramadhan.
“Pelaksanaan syariat Islam di Aceh harus terus ditingkatkan, dan jangan sampai melemah,” kata Khairul.
“Karena dampak dari meningkatnya pengawasan syariat Islam adalah kebaikan bagi bersama, dan juga merupakan identitas masyarakat Aceh turun temurun,” pungkasnya. (IA)