Peringatan Maulid Bagian dari Khasanah Kebudayaan Aceh Warisan Indatu
BANDA ACEH – Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seperti yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di seluruh pelosok Aceh merupakan bagian dari kekayaan khasanah kebudayaan Aceh warisan indatu.
Pada perayaan Maulid Nabi di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, Sabtu (27/11), Malik mengatakan, sebagai umat Islam, hari lahir Baginda Rasululllah SAW menjadi kabar gembira yang selalu dirayakan dengan sukacita di hampir seantero dunia.
“Berkumpulnya kita semua pada hari ini tentunya memiliki makna yang amat istimewa, baik dari sisi religi dan kebudayaan,” kata Wali Nanggroe dalam sambutannya.
Khususnya bagi Bangsa Aceh, peringatan yang disebut dengan uroe mauloed menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan peradaban Aceh yang dikenal kental akan Syariat Islam.
Karena berbicara tentang peradaban Aceh yang berlandaskan Dinul Islam, tentunya tidak terlepas dari tradisi peringatan Maulid melalui beraneka macam kegiatan.
“Yang mesti kita pahami dan yakini bersama, meskipun peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan berbagai tradisi kebudayaan Aceh, namun semua itu tidak keluar dari nilai utama yang ingin dicapai, yaitu kepatuhan dan kecintaan kita kepada Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW,” kata Wali Nanggroe.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lembaga Wali Nangroe kali ini dihadiri ratusan tamu undangan.
Selain alim ulama dan masyarakat sekitar Kompleks Meuligoe, turut hadir di antaranya, Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, Kepala Dinas Syariat Islam Dr EMK Alidar, Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Azhari Cage, perwakilan Polda Aceh, perwakilan Kodam Iskandar Muda, serta perwakilan Kajati Aceh.
Kegiatan dibalut dengan santunan kepada puluhan anak yatim, taushiyah dan doa bersama oleh penceramah kondang Dr Tgk H Amri Fatmi Anzis Lc, MA, serta diakhiri khanduri atau makan bersama. (IA)