Pj Gubernur Safrizal Jadi Narasumber Uji Kompetensi Wartawan PWI Aceh
Ia pun menjelaskan tujuan dari jurnalisme sebenarnya untuk menjaga kekuasaan yang lain. Tapi jika jurnalisme tidak bisa menjaga kekuasaan yang lain, artinya jurnalisme gagal memainkan peran dan akan timbul distrust terhadap media bahkan semua media dianggap sama.
Ini tantangan media masa kini. Apalagi media profesi ideal, profesi yang menggunakan idealisme, bukan profesi untuk kaya dan mencari uang, tapi profesi penjaga moral dan idealisme. Kalau ada yang bertahan di media sudah umur 60 tahun sampai 70 tahun tetap di media, ini jurnalis sejati.
Menurutnya, sangat jarang yang mampu bertahan di dunia jurnalistik dalam waktu yang lama. Bahkan ada yang sebentar saja, lapar kemudian malah banting stir. “Jadi banyak sekali tantangan di dunia media,” tuturnya.
Namun, di samping sebagai penjaga moral, media juga harus punya kapasitas, skill mencari berita, memberitakan, skill investigasi dan skill atau teknik penyajian.
“Peran media tidak kecil, karena itu awak media harus terus meningkatkan kompetensinya.
Sekarang banyak sekali komplain terhadap media, yang mana orang tersebut ternyata tidak bisa membedakan antara media dengan media sosial atau entertain news, jadi ini peran kita terus menerus yang harus ditingkatkan,” ujar birokrat yang memulai karier PNS-nya sebagai lurah di Lhokseumawe.
Peran Media di PON Aceh-Sumut
Safrizal juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada awak media. Ia menegaskan tanpa media, maka PON XXI/2024 Aceh-Sumut gagal.
Bagus tidaknya penyelenggaraan suatu event besar, ungkapnya, sangat tergantung pada peran media massa. Persepsi yang diceritakan media kepada publik akan sangat menentukan.
“Saya sama seperti bos saya, Pak Tito Karnavian (Mendagri), sangat sadar tentang peran media. Hal itu pula yang pertama ditanyakan oleh Pak Tito mengapa media di Aceh begitu sepi dalam pemberitaan berbagai kegiatan PON XXI,” ungkap Safrizal.
“Karena itu saya dahului dengan coffee morning dengan awak media. Saya ceritakan situasinya butuh endorse, bukan hanya tentang jenis-jenis pertandingan tapi yang lebih penting adalah mengubah persepsi publik terhadap Aceh, bahwa Aceh ini ramah dan terbuka untuk dikunjungi, dan ini hanya bisa diterobos oleh media,” lanjutnya.