PSI Ajak Jokowi Jadi Ketum: Rumah Politik Kaesang Kini Siap Tampung Sang Ayah
Infoaceh.net – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara terbuka menyatakan siap menerima Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kader, bahkan jika sang presiden berniat mencalonkan diri sebagai Ketua Umum. Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, menanggapi sinyal Jokowi yang memilih PSI ketimbang PPP.
“Seluruh kader dan pengurus PSI siap menyambut Pak Jokowi jika bergabung dengan PSI. Bagaimanapun PSI adalah rumah Pak Jokowi. Pintu kami terbuka selebar-lebarnya untuk beliau,” kata Andy dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).
Sejak dipimpin oleh Kaesang Pangarep, PSI terus mengokohkan posisinya sebagai partai yang pro-Jokowi. Kini, ketika Jokowi menyatakan preferensinya ke PSI ketimbang PPP, spekulasi tentang langkah politiknya usai lengser dari kursi presiden kembali mencuat.
Menurut Andy, PSI sejak awal memang didirikan untuk mendukung dan melanjutkan visi-misi Jokowi dalam membangun Indonesia. “Kami akan terus memperjuangkan apa yang menjadi visi-misi Pak Jokowi tentang kemajuan Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, usai Salat Idul Adha pada Jumat (6/6), Jokowi secara tersirat menolak masuk ke bursa calon ketua umum PPP, meskipun sempat dikaitkan dengan partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi,” ucap Jokowi kepada wartawan.
Namun, ia menyambung pernyataan tersebut dengan kalimat yang memantik spekulasi: “Saya di PSI saja lah.”
Meski demikian, Jokowi menegaskan belum ada pencalonan resmi dirinya di PSI. Bahkan ketika ditanya apakah mempertimbangkan masuk ke partai lain, ia hanya menjawab singkat, “Ya nggak tahu. Di PSI juga belum dicalonkan.”
Dengan posisi Kaesang sebagai Ketua Umum PSI dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden Terpilih 2024, arah dukungan PSI kian identik dengan keluarga Jokowi. Bila Jokowi benar-benar masuk dan bahkan memimpin PSI, maka akan jadi preseden politik baru di Indonesia — partai yang dikendalikan sepenuhnya oleh satu keluarga eks kepala negara.
Langkah itu berpotensi memperkuat posisi PSI secara elektoral maupun politik di Senayan pasca-2029, terutama jika Jokowi masih memiliki magnet kuat di akar rumput. Namun, di sisi lain, wacana ini juga bisa memicu kritik soal dinasti politik dan konsentrasi kekuasaan di tangan satu keluarga.