Puncak Haji 2025 Lancar, Jamaah Puas dengan Pelayanan Petugas: “Luar Biasa, Makanan Enak, Petugas Ramah!”
Mina, Infoaceh.net – Usai menuntaskan rangkaian ibadah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), para jamaah haji Indonesia mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan pemerintah.
Meski fisik terkuras dan harus berjalan kaki, banyak yang menyebut pengalaman ibadah haji tahun ini sebagai momen yang penuh keberkahan dan kenangan luar biasa.
Enden, jamaah asal Jakarta Utara, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran prosesi ibadah dan pelayanan petugas yang dianggap cukup baik, meski lokasi maktabnya berada cukup jauh.
“Sudah selesai dengan nikmat sekali dalam tiga hari ini alhamdulillah. Semua pelayanan baik walaupun kita paling jauh tempatnya,” ujarnya di Mina, Minggu (8/6/2025).
Ia juga menyebut para kru pelayanan selalu menyambut dengan senyuman. Meski ada petugas yang terkesan cuek, ia tetap memakluminya sebagai hal manusiawi.
“Kru-kru oke semua, selalu senyum, selalu support. Makanan oke semua. Petugasnya baik, walaupun ada yang cuek juga, mungkin lagi PMS kali ya. Nggak apa-apa, manusiawi,” ucapnya sambil tertawa.
Hal serupa juga disampaikan Ismail, jamaah asal embarkasi Solo, yang menyoroti ketertiban ibadah dan pendampingan optimal dari petugas haji.
“Alhamdulillah pelaksanaan haji sangat tertib. Dengan peraturan baru, kami sangat sabar menghadapi situasi dan kondisi di Arab Saudi. Pendampingan dari Indonesia dan syarikah sangat baik,” ungkapnya usai melempar jumrah.
Menurut Ismail, makanan yang disediakan juga sesuai dengan lidah Indonesia. Kesehatan jamaah, terutama yang berisiko tinggi, menjadi perhatian serius petugas.
“Makanan enak semua versi Indonesia. Kesehatan selalu memperhatikan jamaah. Tidak bertele-tele, pelayanan luar biasa,” tambahnya.
Sementara itu, Tohari, jamaah asal Lumajang, Jawa Timur, menggambarkan pengalaman fase Armuzna sebagai momen yang tak terlupakan.
“Alhamdulillah kita sangat puas. Kita menikmati dari tahap ke tahap,” ucapnya penuh semangat.
Ia bahkan menyebut momen bermalam di Muzdalifah dan berjalan kaki ke Mina sebagai pengalaman spiritual yang luar biasa.
“Kita menikmati bermalam di Muzdalifah, lalu jalan kaki ke Mina. Luar biasa. Pemerintah memberikan hal terbaik, utamanya bagi jamaah mandiri. Allahuakbar,” ujarnya haru.
Jamaah lainnya, Halifatul, juga asal Lumajang, mengakui bahwa menjalani ibadah haji membutuhkan ketahanan fisik dan mental. Kurang tidur dan lelah fisik ia rasakan, namun tidak menyurutkan semangatnya.
“Betul-betul nguras tenaga, kurang tidur, tapi tetap semangat. Bersyukur sekali,” tuturnya.
Ia mengaku datang ke Tanah Suci bersama suami dan adik-adiknya, dan merasakan ibadah ini sebagai bentuk perjuangan keluarga.
“Sampai ke sini betul-betul perjuangan buat saya sendiri. Tapi alhamdulillah bisa sampai, ini luar biasa,” pungkasnya.
Hingga hari ini, sebagian besar jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan lempar jumrah dan memilih mengambil nafar awal, yaitu keluar dari Mina pada 12 Zulhijah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, mengimbau jamaah agar tidak terburu-buru mengerjakan tawaf ifadah, kecuali bagi yang tergabung dalam kloter awal atau yang harus segera menuju Madinah.
“Kami sarankan agar tawaf ifadah dilakukan pada waktu yang lebih senggang. Situasi di Makkah akan sangat padat karena banyak jamaah keluar dari Mina hari ini,” ujarnya.
Dengan tuntasnya fase puncak haji, jamaah kini bersiap menyelesaikan tahapan akhir ibadah, yaitu tawaf ifadah, tahalul, dan sai, sebelum kembali ke Tanah Air atau melanjutkan perjalanan ke Madinah.