Respons Cepat Pemerintah Jepang, Tim Darurat Terus Beraksi Tangani Dampak Gempa

Penulis adalah Mahasiswa PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Syiah Kuala (USK) yang sedang menjalani Program Fellowship di Chiba University Hospital, Jepang

Chiba — Jepang Tengah terus diguncang oleh serangkaian gempa bumi setelah guncangan mematikan berkekuatan 7,6 pada Hari Tahun Baru, 1 Januari 2024.

Gempa bumi dengan magnitudo 7,5 –sebelumnya juga diberitakan sejumlah media bermagnitudo 7,6 dan 7,4– yang mengguncang Prefektur Ishikawa, Jepang, telah menewaskan sedikitnya 62 orang dan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka dan 20 di antaranya mengalami luka serius.

Hingga kini, tim penyelamat masih berupaya untuk mencari korban gempa yang selamat di antara puing reruntuhan bangunan sehingga jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah. Sementara itu, pihak berwenang memperingatkan terjadinya tanah longsor dan hujan lebat pasca-gempa Jepang tersebut.

Operasi penyelamatan masih berlangsung di Prefektur Ishikawa, pusat kerusakan, dengan 62 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan puluhan ribu masih tanpa listrik.

Pihak berwenang memperingatkan tentang potensi gempa susulan serupa dalam beberapa hari ke depan.

Di Kota Wajima, 25 rumah roboh, sementara lebih dari 50 rumah hancur di kawasan Suzu City. Pemadam kebakaran menggunakan peralatan canggih untuk mempercepat penyelamatan yang terperangkap.

Gempa memicu kebakaran yang menghancurkan sekitar 200 rumah di Wajima dan menyebabkan longsor di kedua kota, memutus jalur transportasi utama.

Ribuan orang mengungsi di pusat evakuasi, sementara pasokan air terputus di beberapa daerah.

Seismolog dari Universitas Kyoto, Goto Hiroyuki, mengingatkan bahwa bangunan kayu rentan terhadap getaran frekuensi tinggi, berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Respons Cepat Pemerintah Jepang Hadapi Krisis Gempa

Pemerintah Jepang merespons dengan cepat terhadap gempa bumi dahsyat yang melanda Jepang Tengah.

Tim tanggap darurat bekerja keras melakukan operasi penyelamatan dan memberikan7 bantuan kepada korban.

Meskipun jumlah korban terus bertambah, tim pemadam kebakaran dan pihak berwenang masih terus bekerja keras untuk memasuki bangunan yang runtuh.

Pusat evakuasi dibuka untuk warga yang kehilangan tempat tinggal, dan pasokan air dan perawatan medis diprioritaskan.

Pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dalam 7 hari ke depan.

Sinergi antara pemerintah, petugas pemadam kebakaran, dan tim medis terbukti efektif dalam memberikan bantuan secepat mungkin kepada korban.

34.000 Rumah Tangga Masih Tanpa Aliran Listrik hingga 400 Gempa Susulan

Pasca-gempa, hampir 34.000 rumah tangga masih tanpa aliran listrik di prefektur Ishikawa, kata perusahaan utilitas setempat.

Selain itu, banyak kota yang tidak mempunyai air bersih.

Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut bermagnitudo 7,5, sementara JMA mengukurnya bermagnitudo 7,6, sehingga memicu peringatan tsunami besar.

Gempa kuat tersebut merupakan salah satu dari 400 gempa yang mengguncang wilayah tersebut hingga Rabu pagi, kata JMA.

Kerusakan akibat gempa Jepang sangat besar sehingga tidak dapat segera diperkirakan. Laporan media Jepang menyebutkan puluhan ribu rumah hancur.

Layanan air, listrik, dan telepon seluler masih terputus di beberapa daerah. Warga mengungkapkan kesedihan atas masa depan mereka yang tidak pasti

Tutup