Pidie Jaya — Ulama muda Aceh, Tgk Anwar Usman atau akrab disapa Abiya Anwar Kuta Krueng meminta Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) membentuk Kementerian Pesantren bila terpilih.
Menteri itu disebut perlu untuk mengurus berbagai hal tentang pesantren.
Permintaan itu disampaikan dalam silaturahmi dengan alim ulama dan pimpinan pondok pesantren Aceh yang dihadiri Cak Imin. Acara digelar di Pesantren Darul Munawwarah Kuta Krueng di Bandar Dua, Pidie Jaya, Selasa (5/12/2023).
Abiya Anwar meminta ketua umum PKB itu memberikan perhatian khusus kepada santri dan pesantren.
Dia mencontohkan, untuk masalah tanah ada menteri pertanahan begitu juga dengan desa.
“Untuk pesantren saya berharap juga ada menterinya,” kata Abiya Anwar, dilansir dari detikSumut.
Merespons hal tersebut, Cak Imin mengaku setuju dengan usulan Abiya Anwar. Dia memastikan Capres Anies Baswedan juga sepakat dengan usulan tersebut.
“Saya yakin mas Anies juga setuju akan ada menteri atau minimal selevel Dirjen untuk bisa khusus menangani kemajuan dan kemakmuran pesantren. Syukur-syukur menterinya dari Aceh,” kata Cak Imin disambut tepuk tangan santri.
Menurutnya, di Undang-undang Pesantren diamanatkan untuk mengangkat satu Dirjen bidang pesantren. Namun hingga kini perintah UU itu disebut belum dijalankan.
“Satu Dirjen khusus menangani pesantren ini belum dilaksanakan padahal itu perintah Undang-undang,” lanjutnya.
Cak Imin mengatakan, kehadiran dirinya di pesantren diterima para ulama seluruh Aceh, ulama NU serta pimpinan pondok pesantren. Cak Imin mengaku sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan ulama Tanah Rencong kepada pasangan AMIN.
“Kami berterima kasih salam hormat kami kepada seluruh ulama Aceh yang telah memberikan kepercayaan kepada AMIN, Anies-Muhaimin untuk bisa memenangkan pemilu 2024,” jelas Cak Imin.
“Ini penghormatan, penghargaan sekaligus kepercayaan yang harus saya emban dengan mas Anies sehingga ulama-ulama menitipkan banyak pesan salah satunya adalah bagaimana pesantren semakin dapat tempat yang memadai terutama infrastruktur dan fasilitas santri yang biasanya sangat terbatas ini diperhatikan,” jelas Cak Imin. (IA)