Robot Polisi Rp3 Miliar Bikin Heboh, Kapolri: Belum Pakai Anggaran, Masih Uji Coba
Infoaceh.net – Penampilan robot polisi (ropi) dalam perayaan HUT Bhayangkara ke-79 di Jakarta pada 1 Juli 2025 memicu polemik publik, khususnya terkait harga fantastis yang disebut mencapai Rp3 miliar per unit.
Dalam defile tersebut, Polri menampilkan 30 robot dengan empat tipe berbeda, yaitu robot humanoid, robot anjing I-K9, robot tank, dan robot agrikultur. Namun warganet ramai mempertanyakan nilai pengadaan robot, yang menurut beberapa sumber daring seharusnya hanya bernilai puluhan hingga ratusan juta rupiah saja.
Menanggapi isu tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara. Ia menegaskan bahwa hingga kini Polri belum mengeluarkan anggaran karena robot-robot itu masih dalam tahap uji coba dan pengembangan.
“Ya, (soal) anggarannya, nggak pakai anggaran. Ini masih uji coba,” ujar Sigit sambil tersenyum saat menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Timur, Minggu (6/7/2025).
Sigit menambahkan bahwa penggunaan teknologi robotik merupakan bagian dari langkah Polri dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa depan. Negara-negara maju, kata dia, telah lebih dulu memanfaatkan robot dalam sektor keamanan.
“Ke depan pasti (digunakan). Di negara-negara modern juga polisi dibantu robot. Jadi, kita juga bersiap-siap untuk menyesuaikan kebutuhan zaman,” ucapnya.
Masih Tahap Riset, Belum Pembelian
Direktur Utama PT Sari Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja, sebagai salah satu mitra penyedia robot, juga menepis tudingan publik bahwa proyek robot ini menyedot anggaran negara.
Menurutnya, kerja sama yang dijalin dengan Polri saat ini masih dalam skema riset dan pengembangan bersama (joint research), bukan pembelian barang.
“Banyak yang bilang pemborosan anggaran. Polri tidak memborosan anggaran. Barang-barang itu milik kami, bukan milik Polri,” kata Yohanes.
Ia menjelaskan bahwa proses kerja sama saat ini lebih difokuskan pada pengembangan teknologi keamanan dalam negeri berbasis kecerdasan buatan. Setelah proses riset selesai dan diuji efektivitasnya, baru akan dibahas kemungkinan kerja sama lanjutan yang melibatkan proyeksi bisnis dan anggaran.
“Nanti ke depannya mungkin ada riset bersama. Kalau sudah masuk tahap itu, baru anggaran dituangkan. Tapi riset bersama itu prosesnya panjang,” jelasnya.
Yohanes menilai langkah Polri ini sudah merupakan “giant leap” atau lompatan besar dalam pengembangan teknologi keamanan. Ia berharap publik dapat melihatnya sebagai investasi awal menuju transformasi sistem keamanan nasional berbasis AI dan otomasi.
“Kita belajar menghargai orang-orang yang memulai dari nol. Ini adalah langkah awal Polri. Menurut saya, langkah awal ini sudah luar biasa,” pungkasnya.