Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Saintis Tak Mati-mati

Jadi, kalau kita bicara menghentikan proliferasi persenjataan nuklir seperti yang dituduhkan Israel terhadap Iran dengan cara membunuh ilmuwan, hasilnya seperti menyemprot air ke kebakaran hutan — dengan parfum. Gagal total. Malahan, Tel Aviv langsung menerima serangan balasan tanpa ampun.

Ada juga pertanyaan penting: Di mana moralitas kita saat membunuh orang-orang yang, secara teknis, bukan kombatan? Pembunuhan ilmuwan — yang bekerja di laboratorium, bukan di medan perang— menunjukkan bahwa batas etika dalam geopolitik makin kabur. Hari ini saintis, besok siapa? Guru matematika? Pakar AI?

Kenyataan pahitnya adalah: dunia ingin hidup tanpa ancaman nuklir, tapi tak ada satu pun yang mau jadi negara pertama yang meletakkan bomnya di museum. Israel sendiri masih menyembunyikan bom mereka seolah tak punya.

Semua pihak bicara tentang non-proliferasi, tapi semua juga bilang, “Tapi jangan saya duluan ya, jaga-jaga aja.” Ini seperti pesta makan malam di mana semua tamu bawa pisau, tapi semua bilang niatnya hanya untuk memotong steak.

Maka, jika ada satu pelajaran dari aksi Israel terhadap Iran, dan sejarah panjang percobaan pembunuhan saintis nuklir dari Heisenberg hingga Fakhrizadeh, adalah ini: Pengetahuan tidak bisa dibunuh. Ia menyebar, berkembang, dan bahkan ketika otaknya disingkirkan, tubuhnya terus melangkah.Perang Israel-Iran 

Dan satu hal lagi: Jika kamu ilmuwan nuklir, mungkin sebaiknya jangan pakai sepeda motor atau terlalu dekat dengan mobil. Tapi lebih penting lagi, jika kamu pengambil kebijakan, cobalah berhenti berpikir bahwa dunia akan lebih aman hanya karena kamu menghapus satu nama dari daftar saintis.

Karena pada akhirnya, dunia ini bukan soal siapa yang bisa membunuh paling cerdas, walau dengan alasan mengada-ada. Tapi, siapa yang bisa berpikir paling berani —dan benar-benar ingin perdamaian, bukan sekadar ilusi kontrol dalam bentuk ledakan nuklir miniatur.

(Penulis adalah Wartawan Senior)

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

Tanggapan Jokowi soal Nabi jadi Bulan-bulanan Netizen
Gempa M 4,4 Guncang Pidie Jaya Aceh, Akibat Aktivitas Sesar Sumatera
Wagub Aceh Fadhlullah bersama Ustaz Abdul Somad
Wahai Tito, Aceh Sudah Berdaulat Ratusan Tahun Sebelum Indonesia Ada
Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menemui Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung, di Gedung Menara Bank Mega, Jakarta, Sabtu (14/6). (Foto: Ist)
24 dosen UIN Ar-Raniry lulus sebagai asesor kompetensi bersertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Gennaro Gattuso
Wali Kota Sabang, Zulkifli H. Adam
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa pekerja migran Indonesia (PMI) tidak akan mengalami masalah di luar negeri selama keberangkatan dilakukan secara prosedural.
Motor gede (Moge) merek Harley Davidson dan satwa langka, yang diduga barang bukti hasil penyelundupan dari Thailand diamankan di Polres Aceh Timur, Ahad (15/6). (Foto: Ist)
Jake Paul sukses kalahkan Mike Tyson
Polda Sumut Ungkap Penipuan Seleksi Bintara Polri Senilai Rp1,43 M
Kerja sama BNI dan Republikorp.
Ekosistem Laut Rusak, Warga Pulau Pari Gugat ke PTUN
Wajah Pak Kasmudjo Diplester dan Terlihat Kurang Sehat, Hampir Berbarengan dengan Sakitnya Jokowi, Kenapa Ya?
Sudjatmiko Tegaskan Pembangunan Infrastruktur Perlu Sinergi Lintas Sektor
Luhut Akui 4 Pulau di Singkil Aceh Sudah Dilirik Investor Buat Bangun Resort
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perempuan Bangsa mengecam keras pernyataan seorang tokoh elit nasional yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998.
Tiga Bandara Indonesia Masuk Daftar 10 Tersibuk di Asia Awal 2025
Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Prof Dr Yusril Ihza Mahendra
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Enable Notifications OK No thanks