Sebut Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi, Guntur Romli: Itu Fanatisme Ekstrem dan Pembodohan Politik
Ia lalu membuat penjelasan terkait pernyataannya tersebut.
Menurut Dedy, tidak semua penyebutan nabi berarti secara harafiah menerima wahyu dari Tuhan seperti yang dipahami dalam agama Islam atau Kristen.
Apalagi, persepsi seorang nabi harus menerima wahyu secara langsung dari Tuhan.
“Orang yang menerima wahyu dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat manusia.”
“Namun, dalam perbincangan filsafat, sastra, dan tafsir sosial, kata nabi juga sering digunakan secara kiasan atau simbolik,” jelas Dedy.
Dedy menegaskan pernyataannya tersebut tidak salah dan tidak harus disalahkan.
“Tidak perlu banyak orang untuk mengawali pemikiran. Banyak ide besar dalam sejarah justru berangkat dari satu orang yang melihat sesuatu yang orang lain belum lihat,” ujar Dedy.
Ia menegaskan peryataannya itu hanyalah penilaian pribadi.
“Jadi, kalaupun hanya satu orang yang mengatakan Jokowi punya sifat kenabian, itu sah sebagai penilaian pribadi yang berbasis pada nilai-nilai etis, bukan klaim wahyu literal,” tandas Dedy.