Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Aceh, Dyah Erti Idawati bersilaturrahmi dengan ulama kharismatik Aceh yang juga Pimpinan Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya, Abu Usman Kuta Krueng, Kamis (4/6).
Banda Aceh — Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Aceh, Dyah Erti Idawati melakukan kunjungan ke sejumlah dayah untuk bersilaturahmi dengan para ulama kharismatik di Aceh serta membahas upaya bersama memutus rantai penyebaran virus Corona, Kamis (4/6).
Kunjungan pertama diawali ke Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng Kecamatan Bandardua, Pidie Jaya dan dilanjutkan ke Dayah MUDI Mesra Samalanga serta Dayah Al-Madinatuddiniyah Babussalam Blang Blahdeh, Bireuen.
Silaturrahmi untuk meminta agar ulama dan santri yang sudah memulai proses belajar mengajar di dayah agar berdoa supaya pandemi Covid-19 cepat berlalu.
Selain itu, kunjungan ini juga terkait dengan dimulainya proses belajar mengajar di dayah yang beberapa waktu yang lalu berhenti akibat pandemi virus Corona yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
Di Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng rombongan disambut langsung oleh Abu Haji Usman Ali atau yang lebih dikenal Abu Kuta Krueng dan anak lelakinya Abiya Anwar serta sejumlah jajaran petinggi dayah.
Kepada Abu Kuta Krueng, Dyah mengatakan kunjungan dilakukan untuk mempererat silaturahmi dan membahas perkembangan virus Corona, termasuk upaya memutus total rantai penyebaran Corona dan persiapan memasuki kehidupan normal baru atau new normal.
Dyah mengatakan, berkat usaha dan doa semua pihak, mulai dari pemerintah, para ulama dan seluruh masyarakat Aceh, virus Corona di Tanah Rencong tidak separah daerah lain.
Dyah juga mengatakan, sejumlah wilayah di Aceh saat ini sedang mempersiapkan diri memasuki kehidupan normal baru atau new normal setelah dinyatakan masuk zona hijau. Karena itu dibutuhkan persiapan khusus untuk memasuki new normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Perlahan, kita akan memasuki New Normal yang tentu saja perlu kita sikapi dengan persiapan khusus. Kita akan menjalani aktivitas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” ujar Dyah didampingi Kadis Kesehatan Aceh, dr. Hanif dan Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny.
Dyah dalam kunjungan tersebut menghimbau agar para Abu Pimpinan Dayah dapat memperhatikan protokol kesehatan dalam setiap proses belajar dan mengajar di dayah yang tertuang dalam Surat Gubernur Aceh Nomor 440/7713/2020 tanggal 28 Mei 2020 perihal Kerjasama Puskesmas dan Dayah Terhadap Protokol Kesehatan di Dayah.
Penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, kata Dyah, juga sama pentingnya untuk diterapkan di dunia pendidikan dayah, dimana pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan. Diantaranya dengan selalu mengenakan masker bagi para santri, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
Menyikapi hal tersebut, Abiya Anwar yang duduk mendampingi Abu Kuta Krueng menjelaskan, pihaknya tentu akan mengikuti prosedur kesehatan sebagaimana ditetapkan pemerintah dalam melawan virus Corona.
Abiya Anwar mengatakan, para santri yang sebelumnya diliburkan akibat pandemi Corona, kini telah mulai kembali ke Dayah sejak dua hari lalu. Selain itu, penerimaan santri baru juga baru dimulai Kamis (4/6).
“Tetapi kami masih belum mengizinkan para santri dari zona merah, seperti Medan, untuk kembali ke Dayah. Demikian juga santri dari Malaysia belum kami izinkan kembali,” ujar Abiya Anwar.
Hal yang sama disampaikan Abu Syeikh Hasanoel Bashry HG atau sering dipanggil Al Mursyid Abu MUDI, Pimpinan Dayah MUDI Mesra Samalanga.
Abu Mudi yang menerima kedatangan rombongan Pemerintah Aceh mengatakan selama ini pihaknya tak henti melakukan doa bersama para santri agar Aceh dijauhkan dari marabahaya dan Covid-19 segera dihilangkan oleh Allah SWT.
“Setiap selesai salat kami melakukan zikir khusus agar dijauhkan dari bala dan disembuhkan dari berbagai penyakit,” ujar Abu Mudi.
Hal tersebut kemudian dipertegas oleh Wakil Pimpinan Dayah MUDI Mesra Samalanga, Aba Sayed Mahyeddin yang mengatakan pihaknya juga bersinergi mendukung langkah-langkah pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran virus Corona.
“Para santri yang mulai kembali ke dayah semuanya telah menjalani pemeriksaan suhu badan yang dalam hal ini dibantu oleh pihak Puskesmas,” jelas Aba Sayed.
Ia juga mengatakan, para santri dianjurkan memiliki minimal lima masker yang bisa dicuci ulang untuk dipakai dalam beraktifitas di dayah.
Bahkan jauh sebelum pandemi Corona para santri perempuan disini juga disebut mengenakan cadar yang juga berfungsi sebagai pelindung wajah.
Sambutan hangat juga diperlihatkan Tgk H. Muhammad Amin atau yang lebih dikenal Abu Tumin, Pimpinan Dayah Babussalam, Blang Blahdeh. Penyambutan rombongan Pemerintah Aceh juga dilakukan Tu Haidar yang merupakan anak Abu Tumin.
Mewakili ayahnya, Tu Haidar mengatakan selama ini dayah tersebut telah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Kami mendukung penuh dan mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan pemerintah dalam pencegahan virus ini,” kata Tu Haidar.
Untuk internal dayah sendiri, pihaknya melaksanakan protokol kesehatan dengan cara membatasi jumlah kunjungan wali murid. Selain itu, kata Tu Haidar, setiap pengunjung yang masuk juga akan dicek suhu badan serta wajib memakai masker.
“Untuk santri sendiri kita wajibkan memiliki lima masker, sehingga bisa dipakai secara bergantian,” kata Tu Haidar.
Dyah juga memanjatkan doa agar ulama kharismatik Aceh yang dikunjungi hari ini seperti Abu Kuta Krueng, Abu MUDI dan Abu Tumin selalu diberikan kesehatan dan dipanjangkan umurnya oleh Allah agar dapat selalu membimbing umat ke arah yang lebih baik. (IA)