Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Soal Pernyataan Fadli Zon, Istana Imbau Publik Tak Berspekulasi: Biarkan Sejarawan Bekerja

Sebelumnya, pernyataan Fadli Zon terkait tidak adanya bukti kekerasan seksual massal dalam Tragedi Mei 1998 dianggap sebagai bentuk pengingkaran terhadap fakta sejarah. Padahal, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) secara resmi telah merilis laporan pada 1998 yang mencatat setidaknya 52 korban pemerkosaan, sebagian besar adalah perempuan etnis Tionghoa.

Infoaceh.net – Pernyataan kontroversial Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak terdapat bukti kasus rudapaksa massal dalam Tragedi Mei 1998 menuai kecaman dari berbagai pihak, terutama Koalisi Masyarakat Sipil dan pegiat Hak Asasi Manusia (HAM).

Namun, di tengah polemik yang memanas, Kepala Kantor Komunikasi Presiden (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, mengimbau publik untuk tidak terburu-buru menarik kesimpulan. Ia meminta masyarakat memberikan ruang dan waktu kepada para sejarawan yang sedang menyusun kembali narasi sejarah nasional.

“Dalam konteks hal yang sedang disusun oleh Kementerian Kebudayaan, mari kita beri waktu para sejarawan untuk menuliskannya. Sekarang semua masih dalam proses. Terlalu banyak spekulasi yang beredar, padahal belum final,” ujar Hasan Nasbi di Jakarta, Senin (16/6/2025).

Hasan menegaskan, proses ini bukan upaya menulis ulang sejarah sepenuhnya, melainkan kelanjutan dari dokumentasi sejarah Indonesia yang sempat terputus. Ia menekankan bahwa para sejarawan yang terlibat dalam proses tersebut adalah individu yang kredibel dan berintegritas tinggi.

“Para sejarawan ini punya kredibilitas dan tentu tidak akan mengorbankan nama baik mereka demi hal-hal yang tidak perlu,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa publik nantinya bisa turut mengawal dan mengoreksi hasil penulisan tersebut jika sudah rampung.

“Jadi kita lihat dulu mereka menulis apa. Kalau sudah ada draft resminya, baru kita koreksi bersama. Jangan berspekulasi macam-macam sebelum ada hasil final,” imbuh Hasan.

Sebelumnya, pernyataan Fadli Zon terkait tidak adanya bukti kekerasan seksual massal dalam Tragedi Mei 1998 dianggap sebagai bentuk pengingkaran terhadap fakta sejarah. Padahal, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) secara resmi telah merilis laporan pada 1998 yang mencatat setidaknya 52 korban pemerkosaan, sebagian besar adalah perempuan etnis Tionghoa.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Lainnya

Dianggap Tidak Transparan, Wajar Penggugat Ijazah Jokowi Tidak Puas
Anggota Polda Jateng Diduga Tipu Banyak Wanita demi Lunasi Utang Pinjol, Istri Orang pun Disikat
China Perintahkan Warganya Segera Tinggalkan Israel
Pesawat Saudi Airlines Bawa 442 Jemaah Haji Asal Jakarta Diancam Bom, Mendarat Darurat di Sumatera Utara
Presiden Prabowo Putuskan Aceh Pemilik Sah 4 Pulau yang Diklaim Sumut
10 Bisnis yang Cepat Menghasilkan Uang dengan Modal Kecil
Harga Fantastis Bros Irwan Mussry di Pernikahan Al Ghazali, Anne Avantie Sampai Grogi saat Menyematkannya
Selalu Lolos Percobaan Pembunuhan, Lengan Kanan Lumpuh
Fadjri SH, Pj. Ketua DPW Partai Aceh Kabupaten Bener Meriah
Bawa Duit 19 Koper! Jet Pribadi Lukas Enembe Hasil Korupsi Dana Operasional Papua Dibeli Cash
Persepsi Publik Apapun yang Didalilkan Jokowi adalah Bohong
Vietnam Hapus Pemerintahan Setingkat Kabupaten-Kota, Pecat 80.000 PNS
Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan 'False Flag' Agar AS Terlibat Perang
Jamaah haji Aceh akan bergerak ke Madinah mulai Kamis, 19 Juni 2025. (Foto: Ist)
Gedung Kebakaran Hebat, Asap Membubung
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) asal Dapil Aceh, Irmawan
Kebijakan Tito Bikin Hubungan Aceh-Sumut Panas
Belanda Siap Investasi Rp5,3 Triliun di Indonesia, Fokus Infrastruktur dan Energi Hijau
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem saat menerima kunjungan silaturahmi Gubernur Sumut (Gubsu) Bobby Nasution, di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu pagi (4/6/2025). (Foto: For Infoaceh.net)
Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mengekspor listrik ke Singapura, sebagai hasil dari kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto ke Negeri Singa pada Senin, 16 Juni 2025.
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
Enable Notifications OK No thanks