Sosok Pria Cepak Viral Coba Intimidasi Saksi Kasus Penembakan Siswa SMK Semarang, Bukan Oknum Polisi
“Sudah pulang saja mas,” suruh Zainal Petir.
Berdasarkan narasi yang beredar, diduga pria misterius itu adalah oknum polisi.
Ia diduga hendak melakukan intimidasi kepada V.
Kesaksian V meringankan korban
Zainal Petir dalam kesempatannya mengatakan, V adalah saksi yang meringankan Gamma.
Saksi V dihadirkan atas permintaan terdakwa Aipda Robig Zaenudin.
“Dalam kesaksian itu sangat menguntungkan pihak korban bukan pihak terdakwa,” urainya.
Zainal Petir melanjutkan, dalam sidang sebelumnya, saksi V dikonstruksikan seolah-olah terkena sabetan senjata tajam.
Pada saat kejadian, terdakwa disebut sedang menyelamatkan V dari serangan Gamma.
“Padahal V itu tidak terkena apapun dan tidak terjadi tawuran. Dan tidak ada tawuran,” kata Zainal Petir.
Kesaksian V ini menjadi penting dalam sidang karena beredar isu Gamma terlibat tawuran hingga mengancam orang lain.
Hal itu menjadi dalih terdakwa untuk melepaskan tembakan ke arah Gamma.
Diduga oknum polisi
Zainal Petir secara terang-terangan menuding pria misterius yang menghadang adalah oknum polisi.
Ia mendapatkan informasi, oknum merupakan anggota Polrestabes Semarang, kerja di Satuan Reserse Narkoba, sekaligus teman dari terdakwa.
Zainal Petir juga menyayangkan aksi ada pihak yang menghalanginya saat hendak mendampingi saksi V.
“Ketika saya ajak masuk malah disandera tidak boleh saya ajak (saksi V).”
“Makanya saya bawa, saya rangkul anaknya tapi polisi, tetap gondeli megangi,” jelas dia.
“Jadi menurut saya itu polisi enggak profesional ya. Mestinya ketika sudah menguasakan orang tuanya kepada saya, ya enggak boleh polisi menghalang-halangi,” tambah Zainal Petir.
Zainal Petir juga mengungkap, sehari sebelum sidang, rumah saksi V didatangi 2 anggota polisi.
Kala itu, aparat bertemu paman dari saksi V.
Polisi meminta agar pihak keluarga tidak memberitahu Zainal Petir soal sidang lanjutan.
“Besok enggak usah ngabarin aja ke Pak Zainal Petir,” kata Zainal Petir menirukan perkataan polisi kepada keluarga V.
“Kan aneh ini. Ini enggak benar nih. Menurut saya polisi itu ada apa sih?”