Tertunda Dua Kali, Jamaah Haji Aceh Berusia 100 Tahun Akhirnya Berangkat ke Tanah Suci
Profesi Muhammad Taher hanyalah petani kopi seperti kebanyakan masyarakat lainnya di Gayo Lues. Dia juga pernah membudidayakan coklat dan kemiri.
Dia juga mengaku tidak pernah mencicipi pendidikan selama hidupnnya. Satu-satunya program yang pernah dia ikuti adalah PBH (Pemberantasan Buta Huruf) yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno saat itu.
Saat ini, keinginan Muhammad Taher hanyalah bisa menjalankan ibadah haji. Seluruh hartanya sudah diwariskan untuk anak-anaknya.
“Semua harta saya sudah saya bagikan kepada anak-anak saya. Saya sudah tua, saat ini saya hanya mau fokus untuk beribadah,” tutup Muhammad Taher.
Sementara itu, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari yang sempat menjumpai Muhammad Taher berpesan agar saat berada di Tanah Suci ia tetap menjaga kesehatan.
“Bapak jaga kesehatan ya, sering-sering minum air putih dan fokus pada ibadah-ibadah yang wajib saja dulu. Jangan terlalu lelah karena harus fokus saat puncak haji nanti,” katanya. (IA)