Viral Razia Tunanetra di Pemantangsiantar Pakai Kekerasan, KND Kutuk Aparat Gabungan
Infoaceh.net – Viral di media sosial instagram sejumlah petugas gabungan dari Satpol PP, Kepolisian dan lainnya melakukan razia kepada seorang pria tunanetra di Pemantangsiantar, Sumatera Utara, Jumat (13/6/2025).Pria penyandang disabilitas tersebut sempat melakukan perkawanan terhadap petugas yang akan merazianya.
Komisi Nasional Disabilitas (KND) sangat prihatin dan terluka melihat tindakan yang terekam dalam video viral tersebut.
Komisioner KND, Kikin P Tarigan menegaskan, apa yang dilakukan aparat gabungan adalah tindakan tak manusiawi terhadap seorang penyandang disabilitas.
“Tindakan tersebut tidak hanya menyakiti saudara kita yang menjadi korban, tetapi juga melukai semangat keadilan dan kemanusiaan yang seharusnya menjadi jiwa dari pelayanan publik,” kata Kikin menanggapi kejadian itu, Minggu (15/6/2025).Â
Sebagai negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, kata Kikin, tidak seharusnya penyandang disabilitas mendapat perlakuan seperti itu.
Sebab, perlakuan itu sudah merendahkan martabat penyandang disabilitas.
“Mereka yang justru membutuhkan perlindungan dan penghormatan lebih, bukan tindakan kekerasan seperti itu. Tindakan tersebut sangat bertentangan dengan upaya pemerintah dalam penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, yang saat ini terus digalakkan,” ungkapnya.
Kikin membeberkan beberapa point penting bagi aparat gabungan yang melakukan aksi kekerasan terhadap penyandang disabilitas.
Berikut pernyataan sikap KND:Â
1. Tidak ada tempat bagi kekerasan dan arogansi dalam menangani persoalan sosial di ruang publik, apalagi terhadap penyandang disabilitas. Perlakuan kasar dan mempermalukan tidak pernah bisa dibenarkan dalam kondisi apapun.
2. Pendekatan dalam penertiban umum seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang persuasif, empatik, dan manusiawi. Apalagi jika menyangkut kelompok rentan seperti penyandang disabilitas.
3. Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum setempat harus bertanggung jawab secara terbuka, termasuk dengan meminta maaf kepada korban dan masyarakat luas. Tindakan korektif dan pembinaan terhadap petugas yang terlibat menjadi langkah penting agar kejadian seperti ini tidak terulang.