Wajah Jokowi Tampak Aneh, Seperti Idap Penyakit Serius
Cuitan tersebut hingga kini telah ditonton lebih dari 736 ribu kali dan menuai ribuan komentar dari warganet.
Beberapa komentar yang muncul di antaranya:
“O iya, kita semua termasuk anda klu sudah tua akan mengalami apa yg anda sampaikan,” tulis akun Chadell.
“Ilmu kanuragan sdh luntur…. tdk ada yg bisa ditumbalkan krn sdh tdk berkuasa…
Dulu banyak yg meninggal dijamannya berkuasa:
Ratusan anggota KPPS,
6 syuhada FPI,
Tragedi Kanjuruhan ratusan org,
Korban Demo Pemilu 2019,
5., 6., 7. Isi sendiri yg tau kejadiannya,” tambah akun @ottttoedy.
“Beliau sudah berusaha untuk berobat tapi penyakit tersebut blom ada obatnya bu dokter.
Mungkin bu dokter ada solusi?” tulis akun @oconboy.
Namun demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan reski dari Jokowi terkait kondisi wajah dan lehernya tersebut.
Lantas, apa sebenarnya Autoimun dan Hiperkortisolisme?
Penyakit Autoimun
Melansir laman Alodokter, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun.
Beberapa penyakit di antaranya memiliki gejala serupa, seperti lelah, nyeri otot, dan demam.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.
Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.
Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing.
Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut.
Penyebab Penyakit Autoimun
Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun, yaitu:
-Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga
-Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr
-Terkena paparan bahan kimia, seperti asbes, merkuri, dioksin, atau pestisida