Warga Israel Tuntut Ganti Rugi pada Netanyahu Akibat Perang, Rumah, Mobil dan Perabot Hancur
“Israel telah meraih kemenangan historis. Kami menghapus ancaman nuklir Iran dan memperlemah kemampuan militernya,” ujar Netanyahu.
“Ini bukan hanya kemenangan militer, tapi juga untuk keamanan generasi mendatang,” imbuhnya.
Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah diumumkannya gencatan senjata yang dimediasi langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ketidakhadiran tanggapan langsung dari Netanyahu telah menuai sorotan dari sejumlah politisi oposisi dan warga terdampak.
Beberapa kelompok masyarakat sipil menyebut pemerintah terkesan lebih fokus pada kemenangan diplomatik ketimbang nasib rakyat yang kehilangan tempat tinggal.
Perang udara selama 12 hari antara Israel dan Iran tidak hanya memakan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, tetapi juga membebani keuangan negara secara drastis.
Laporan dari Financial Express mengungkapkan bahwa Israel menghabiskan sekitar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 81 triliun hanya dalam minggu pertama serangan ke Iran.
Tak hanya itu setiap malam, Israel menghabiskan sedikitnya 285 juta dolar AS hanya untuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow demi menghadapi gelombang rudal balistik dari Iran
Buntut lonjakan biaya perang Israel dengan Iran yang berkecambuk, Anggaran militer Israel dilaporkan membengkak drastis.
Sebelum perang pecah, anggaran militer Israel berada di kisaran 60 miliar shekel sekitar 16 miliar dolar AS.
Namun sejak konflik melawan Iran dimulai, angka ini melonjak menjadi sekitar 118 miliar shekel atau mencapai 31 miliar dolar AS.
Artinya, anggaran pertahanan nyaris dua kali lipat hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
Di luar biaya langsung untuk persenjataan dan operasi, upaya perang juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Otoritas Pajak Israel bahkan harus membayar 2,4 miliar shekel (Rp 11 triliun) untuk menutupi kerusakan properti sipil antara Januari dan Mei 2025, dengan total penarikan dana mencapai 3 miliar shekel (Rp 13,8 triliun).
Imbasnya defisit anggaran membesar menjadi sekitar 4,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)