Ary Ginanjar: Kemerosotan Moral Menjadi “Tsunami” Kedua bagi Banda Aceh
“Dulu waktu maraknya aliran sesat di Banda Aceh, hanya Pak Ary Ginanjar yang menanggapi dan membantu saya membenahi kota ini,” ungkapnya.
Setelah tak lagi menjabat wali kota dan terpilih sebagai anggota DPR-RI, sekira tujuh tahun kemudian, Illiza menemukan fakta kemerosotan moral generasi muda di ibu kota Provinsi Aceh kini sangat memprihatinkan.
Hal tersebut terbukti dalam operasi penegakan syariat Islam tiga malam berturut-turut yang ia pimpin langsung baru-baru ini.
“Hasilnya sungguh di luar ekspektasi dan harapan saya. Begitu banyak pelanggar syariat yang terjaring dan mayoritas anak muda,” ujarnya.
Kalau soal defisit anggaran yang kini membebani Pemko Banda Aceh, Illiza optimis dapat mengatasinya. Salah satunya, berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Tapi persoalan moral tidak mudah. Saya shock sebenarnya,” ucapnya.
“Bukan hanya khalwat dan narkoba, namun seks bebas hingga open BO sekarang merajalela di kota kita,” ujar Illiza.
Ia pun berharap kehadiran Ary Ginanjar yang begitu concern terhadap persoalan akhlak, dapat memberi banyak masukan bagi pihaknya dalam memimpin Banda Aceh.
“Hendak dibawa ke mana arah pembangunan kota ini ke depan, mohon arahannya,” pungkasnya.