Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim, memberikan sambutan saat kunjungan kerja Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Gampong Singgah Mata, Kecamatan Babahrot, Abdya, Ahad (13/9) malam
Abdya – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim, mengatakan, pembangunan jalan tembus dari Babahrot di Abdya hingga Blangkejeren di Gayo Lues dengan skema multiyears merupakan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Oleh karenanya, ia meminta agar kepentingan rakyat lebih diutamakan dibanding kepentingan para elit politik yang ingin menghalangi pembangunan jalan tersebut.
Hal tersebut disampaikan Bupati Akmal saat menyambut Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, di lintas jalan Babahrot-Blang Kejeren, di Gampong Singgah Mata, Kecamatan Babahrot, Abdya, Minggu, (13/9) malam.
Menurut Akmal, pembangunan ruas jalan Babahrot – Blangkejeren sudah tepat dengan menggunakan skema penganggaran secara Multiyears Contrac. Sebab, lanjutnya lagi, pembangunan jalan tidak akan selesai jika penganggaran untuk pembangunan dilakukan secara pertahun.
“Pembangunan jalan ini selama ini seperti jalan Abu Nawas, bikin di sini rusak di sana, bikin di sana rusak di sini,”kata Akmal.
Oleh sebab itu, Akmal menilai pihak yang menolak skema multi years untuk pembangunan jalan tersebut merupakan pihak yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Akmal mengatakan, pembangunan jalan tembus Abdya ke Gayo Lues merupakan dambaan masyarakat sejak lama.
Kata Akmal, selama ini lintas Babahrot-Blangkejeren acap dipakai sebagai jalur mobilitas barang dan orang antar kabupaten tersebut. Namun tidak sedikit masyarakat yang mengalami kecelakaan saat melintasi jalur tersebut, karena kondisi jalan yang tidak mudah.
“Kalau nanti ini (pembangunan jalan) diributkan oleh kalangan DPRA di Banda Aceh, mungkin karena mereka belum tahu. Konflik para elit ini selalu dilatar belakangi oleh kepentingan, tapi jangan lupa rakyat kita juga punya kepentingan,” tegas Akmal.
Secara khusus, Akmal menyampaikan terima kasih kepada Plt Gubernur Aceh yang telah menunaikan janjinya untuk membangun jalan tersebut. Kemudian, ia juga mengapresiasi konsistensi politik Nova yang tetap berpihak kepada kepentingan rakyat.
“Saya mohon kepada kita semua agar tidak ada gangguan terhadap pembangunan ini,” pinta Akmal Ibrahim.
Hal senada juga disampaikan oleh tokoh masyarakat Babahrot, Abdya, Haji Abu Bakar. Ia mengatakan, ada begitu banyak komoditi di Abdya yang dibutuhkan masyarakat Gayo Lues, begitupun sebaliknya.
Menurutnya, jalur Babahrot-Blangkejeren merupakan jalur penting untuk mendukung perekonomian masyarakat di dua kawasan tersebut.
“Peluang ini sungguh sayang bila tidak dimanfaatkan. Karena itu kami butuh jalan yang bagus dan yang kami fikirkan saat ini adalah bagaimana cabai yang dibawa dari Gayo kemari tidak membusuk di jalan dan begitupun dengan ikan yang kami bawa dari sini,” ujar Abu Bakar.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyatakan, pembangunan jalan tembus di pedalaman Aceh, termasuk di antaranya Babahrot- Blang Kejeren merupakan cita-cita para pemimpin Aceh sejak dulu. Sejumlah ruas jalan tersebut sudah digagas sejak tahun 1988 saat kepemimpinan Ibrahim Hasan.
“Terima kasih untuk para senior kita yang telah menggagas badan jalannya dan sudah dibuka, di mana tantangannya berat sekali saat itu. Tapi Alhamdulillah gagasan tersebut terwujud,” terang Nova.
Nova Iriansyah mengatakan, pembangunan jalan tembus di Aceh itu tidak boleh berhenti hanya di gagasan saja. Perlu perjuangan lebih lanjut agar jalan tersebut terwujud sempurna seutuhnya.
Ia menamsilkan seperti permainan sepak bola. Tidak dikatakan sukses bila bola belum berhasil masuk gawang, meskipun sudah puluhan bola mendekati gawang dan berpeluang gol. Saat ini, kata Nova, ia menjadi orang yang bertanggung jawab untuk memasukkan bola tersebut ke gawang.
Oleh sebab itu, Nova meminta dukungan semua pihak agar pembangunan sejumlah ruas jalan tembus yang telah dicita-citakan sejak dulu itu dapat segera terwujud.
“Terlalu banyak hal positif lahir jika jalan ini dibangun dan terlalu banyak yang negatif bila jalan ini tidak dibangun, ” pungkas Nova. (IA)