Covid-19 di Aceh Masih Terkendali, Ibadah Ramadan Jalan Terus
“Kita berharap jangan ada lagi penambahan kasus positif Covid-19 dan berdoa semoga Allah dapat menghilangkan wabah ini di Aceh,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan dr. Hanif yang juga Ketua Penanganan Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Aceh. Ia mengatakan pencegahan dan pengendalian harus menjadi prioritas, terlebih saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah infeksi human coronavirus.
Dibutuhkan kesadaran untuk rutin mencuci tangan dengan air atau hand sanitizer, menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut, menggunakan masker dan menjaga jarak.
“Setiap individu harus menghindari kontak erat terutama dengan mereka yang positif. Termasuk juga mereka yang baru pulang dari zona merah, dianjurkan untuk mengisolasi diri dan tidak berinteraksi dengan orang lain,” jelasnya.
Peneliti TDMRC Unsyiah, dr. Ichsan, M.Sc mengatakan, perlu usaha bersama untuk memutuskan rantai penularan Covid-19. Penyelesaian ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga harus diselesaikan lintas sektoral dan kolaborasi antar pihak.
Terlebih saat ini arus mudik Lebaran Idulfitri telah mulai. Dibutuhkan kehati-hatian serta sikap waspada, sehingga pandemi Covid-19 ini tidak semakin menyebar luas di Aceh.
“Dari segi epidemiologis, penyakit ini sangat berbahaya sebab penyebarannya begitu cepat. Kepatuhan masyarakat menjadi sangat penting untuk menekan penyebaran virus Covid-19,” ujar Ichsan.
Penyebaran virus hingga ke penjuru dunia juga telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Setelah pandemi ini usai lanjut Ichsan, akan lahir kehidupan baru dengan kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini secara tidak langsung telah terbentuk akibat merebaknya virus ini.
“Kita tidak akan kembali ke kehidupan normal, tetapi akan menuju kehidupan normal yang baru. Hidup akan berubah, seperti pertemuan yang dilakukan secara online atau terciptanya robot yang tidak menyentuh pasien,” jelasnya. [*]