Gubernur Tinjau Kesiapan Pengoperasian RS Khusus Covid-19 di RSUDZA
Banda Aceh – Gubernur Aceh Nova Iriansyah meninjau kesiapan pengoperasian ruangan Rumah Sakit (RS) khusus penanganan Covid-19 yang berada di komplek gedung lama Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA), Senin (15/3).
Gubernur bersama Plt Direktur RSUDZA, Dr dr Endang Mutiawati Sp.S(K) dan jajarannya melihat langsung sejumlah ruangan yang difungsikan untuk menangani pasien Covid-19. Selain itu, ia juga mengecek sejumlah peralatan medis yang akan dimanfaatkan untuk pasien penderita virus Corona.
Dalam kesempatan tersebut, Nova meminta jajaran RSUDZA memaksimalkan kehadiran ruangan dan peralatan medis khusus untuk menangani penderita Covid-19. Ia berharap kehadiran fasilitas baru itu dapat membantu percepatan penyembuhan masyarakat terjangkit Covid-19.

Bangunan rumah sakit rujukan Covid-19 RSUDZA itu dibangun pertengahan November 2020 oleh Kementerian Kesehatan RI. Bangunan tersebut menyediakan layanan medis sesuai standar penanganan Covid-19.
Selain ketersediaan alat medis yang memadai, bangunan khusus itu juga menyediakan 85 tempat tidur dengan dua jenis ruangan.
Sebanyak 70 tempat tidur diantaranya untuk pasien isolasi di ruangan standar Pinere dan 15 tempat tidur lagi untuk pasien perawatan RICU.
Berdasarkan laporan dr Endang Mutiawati, saat ini ruangan khusus tersebut sedang melayani perawatan enam orang pasien Covid-19. Sebanyak 3 diantaranya di ruangan RICU, sementara 3 lainnya di ruangan isolasi Pinere.
Juga Memantau Pembangunan Gedung Oncology
Usai meninjau bangunan khusus penanganan Covid-19, Gubernur Nova bersama jajaran manajemen RSUDZA juga memantau perkembangan pembangunan Gedung Oncology atau pusat pengobatan kanker yang juga berada di komplek RSUDZA lama.
Gubernur berbincang langsung dengan para kontraktor pelaksana pembangunan gedung. Ia mendorong pembangunan fasilitas tersebut dipercepat, sehingga dapat rampung sesuai targetnya pada akhir tahun 2021 ini.
Nova mengatakan, kehadiran Gedung Oncology itu sangat berarti penting bagi masyarakat Aceh. Selama ini, kata Nova, masyarakat Aceh harus mencari pelayanan penanganan kanker ke daerah lainnya, seperti Medan dan Jakarta.
Karenanya, ia yakin jika gedung khusus pelayanan kanker itu bisa diselesaikan tepat waktu, maka akan sangat memudahkan dan bermanfaat bagi masyarakat Aceh.
“Membangun gedung ini harus memiliki spirit dan rasa tanggung jawab lebih, karena ada masyarakat Aceh yang sangat membutuhkan kehadiran fasilitas ini,” jelas Nova. (IA)