BANDA ACEH — Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko mengungkapkan, saat ini di Aceh ada 1.699 imigran Rohingya yang tersebar di delapan kamp penampungan hingga akhir tahun 2023.
Hal itu disampaikan Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko dalam konferensi pers akhir tahun 2023 bersama sejumlah wartawan, baik media cetak, elektronik dan media online, Rabu (28/12/2023) di Aula Presisi Polda Aceh.
Dikatakannya, pihak Polda Aceh akan terus menyelidiki kasus Rohingya perdagangan manusia ini.
Dia juga menyebutkan saat sekarang ini Polda Aceh sedang menangani 7 kasus perdagangan manusia dan telah menahan 16 orang tersangka.
Dan pihak Polda Aceh akan terus meningkatkan eksistensi untuk menyelesaikan gangguan Kamtibmas dan persoalan Rohingya.
Berdasarkan Perpres, Indonesia dapat menerima pengungsi dalam kondisi darurat, misal mati mesin kapal atau habis BBM di tengah laut.
Kapolda menjelaskan ada modus yang sengaja merusak mesin kapal yang ditumpangi warga Rohingya, sehingga mereka harus mendarat di Aceh.
Namun ia menilai, terkait Rohingya yang terus masuk ke Indonesia, karena ditolak di Malaysia dan Thailand tidak cuma persoalan kemanusiaan, namun ada indikator upaya penyelundupan manusia yang sengaja dimobilisasi.
Karena para pengungsi umumnya memiliki kartu sebagai pengungsi dari UNHCR, anehnya tidak semua dari Rohingya, ada juga yang punya paspor dari Banglades.
“Saya melihat ini bukan hanya masalah kemanusiaan. Di Aceh Timur, dari 50 orang pengungsi yang turun dari kapal, setelah diperiksa ternyata 28 orang tidak murni rohingya, tapi Banglades.
Ini ada indikasi penyelundupan manusia, dari 2015 hingga sekarang sudah lebih 4.000 Rohingya masuk ke Aceh,” kata Irjen Pol Achmad Kartiko.
Untuk pengamanan di laut, pihak Polda Aceh selain hanya memiliki 12 kapal dan helikopter, sangat terbatas, juga koordinasi dengan TNI AL.
Pasca Polda Aceh berkomunikasi dengan UNHCR, Kapolda belum bisa memastikan sampai kapan Rohingya akan berada di Aceh. (IA)