BANDA ACEH — Pj Ketua Tim Penggerak PKK Mellani Subarni menjelaskan, selama ini program penurunan stunting telah banyak dan sempurna dibentuk, hanya saja dalam implementasinya masih kurang efektif dan tidak tepat sasaran.
Hal ini membuat banyak kegiatan penurunan stunting hanya berjalan di tempat.
“Seperti ada Gampong Gizi dan Rumoh Gizi Gampong, ada sebagian yang tidak jalan. Yang tidak jalan itu lah yang harus kita dorong, agar program-program ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Mellani Subarni memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di Ruang Kerja Gubernur Aceh, Meuligoe Aceh, Senin, 1 April 2024.
Mellani mengatakan, untuk menurunkan angka stunting di Aceh perlu kerja kolaborasi antar pihak dan elemen masyarakat, sebab untuk mengefektifkan penurunannya harus ada kesamaan pemahaman, sehingga program berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
“Permasalahan stunting ini menjadi PR nomor 1 dan menjadi amanah dari Pj Gubernur untuk terus bekerja keras turunkan stunting di Aceh,” kata Mellani dalam arahannya.
Selain itu, untuk pencegahan lainnya, juga sudah dilakukan kerja sama dengan Kementerian Agama, untuk sekolah persiapan nikah yaitu Sekolah Samara merupakan pendidikan pra nikah bagi calon pengantin.
Tujuan dari sekolah ini adalah membekali ilmu bagi setiap calon pengantin tentang tugas dan tanggungjawabnya setelah menikah serta berbagai hal yang perlu disiapkan seperti kesehatan dan psikologis.
Pendidikan pra nikah ini dinilai penting bagi setiap calon pengantin. Sebab akan mengajarkan persoalan finansial, keluarga, pekerjaan rumah tangga, kehamilan dan mengurus anak salah satunya pencegahan stunting.
“Jadi saya pikir, program sudah bagus tinggal kita gerakkan kembali agar bisa berjalan sesuai arahnya. Jadi saya butuh kerjasama semua pihak, karena saya tidak bisa bekerja sendri,” kata Mellani.
Tampak hadir dalam rakor tersebut, Plh Asisten I, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), perwakilan BKKBN, dan instansi terkait lainya. (ZAN)