Direktur RSUDZA Banda Aceh, Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS (kanan) bersama Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah berbincang dengan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, di Kantor Gubernur Aceh, Sabtu (26/9).
Banda Aceh — Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS meminta kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, agar dapat membantu pembangunan rumah sakit lapangan di Aceh.
Ia mengatakan, jumlah peningkatan pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) sudah melebihi daya tampung rumah sakit rujukan yang ada saat ini di provinsi itu.
Hal tersebut disampaikannya dalam rapat koordinasi oenanganan Covid 19 dan pemberian bantuan oleh Satuan Tugas Nasional Penanganan Covid 19, di Gedung Serba Guna Kantor Gubernur Aceh, Sabtu (26/9).
Azharuddin mengatakan, saat ini RSUDZA merawat pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan maupun berat. Sementara fasilitas ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) yang dimiliki rumah sakit tersebut hanya berjumlah 6 ruangan.
“Kami melihat ini sangat tidak cukup,” kata Azharuddin.
Selama ini pihaknya juga melakukan renovasi sejumlah ruangan di gedung lama RSUDZA. Ruang tersebut kemudian dimanfaatkan untuk tempat isolasi pasien positif covid-19 dengan gejala ringan maupun berat yang dirujuk dari RSUD kabupaten/kota.
Ia mengatakan, ada begitu banyak pasien yang tidak bisa mendapatkan tempat isolasi untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Sehingga harus melakukan isolasi secara mandiri di rumahnya masing-masing.
“Untuk itu kebutuhan rumah sakit lapangan untuk Aceh, untuk merawat pasien dengan gejala sedang dan berat sangat dibutuhkan. Kita tidak mengharapkan berapa lama pandemi ini, tapi dengan melihat angka kasus hari ini akan ada kecendrungan terus meningkat,” ungkap Azharuddin.
Menurut Azharuddin, ruang RICU yang dimiliki RSUDZA saat ini masih sangat standar. Sebab ruangan tersebut dipakai dari bangunan lama.
“Mudah-mudahan apa yang sedang kami siapkan untuk pembangunan RS lapangan ini bisa segera terealisasi. Karena tidak butuh waktu lama untuk membangun RS ini,” jelas Direktur RSUDZA.
“Mudah-mudahan dengan adanya RS lapangan, dengan memiliki 200 lebih tempat tidur merupakan suatu hal yang akan sangat dibutuhkan dalam penanganan pasien gejala sedang dan ringan maupun berat,” pungkas dr. Azharuddin. (IA)