Bupati Mawardi Ali didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-I, Dyaja Soekarno mengadakan pertemuan dengan perwakilan masyarakat yang manfaatkan bantaran Krueng Aceh untuk kandang sapi di Kecamatan Kuta Baro, Kamis (29/10)
Kuta Baro — Peternak sapi yang selama ini membangun kandang di bantaran sungai Krueng Aceh, akhirnya bisa bernafas lega setelah upaya pembongkaran kandang dihentikan, sebelum ada solusi untuk merelokasi kandang sapu tersebut ke tempat lain.
Bupati Aceh Besar Mawardi Ali memberi kesempatan kepada warga gampong yang berdekatan dengan Krueng Aceh dalam Kecamatan Ingin Jaya, Krueng Barona Jaya, Kuta Baro dan Darussalam untuk membangun kandang sapi di tempat itu.
Kebijakan Bupati Aceh Besar itu disampaikan dalam pertemuan dengan perwakilan gampong dari empat kecamatan yang warganya memanfaatkan bantaran Krueng Aceh untuk usaha peternakan, Kamis (29/10) di Gampong Babah Jurong, Kecamatan Kuta Baro.
Hanya saja, pembangunan kandang sapi itu akan ditata ulang dan ditempatkan dekat dengan tanggul. Jaraknya sekitar lima meter dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Kebijakan penataan kandang sapi warga ini terkait dengan pembersihan dan penataan kanal banjir Krueng Aceh.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu Pemerintah Aceh, Pemko Banda Aceh dan Pemkab Aceh Besar telah membentuk tim terpadu penataan bantaran Krueng Aceh yang sudah 25 tahun tidak pernah ditata. Penataan itu untuk memfungsikan kanal Krueng Aceh dalam menimalisir banjir.
“Ini kebijakan kita ambil, sebelum ada solusi untuk merelokasi kandang tersebut ke tempat lain. Secara teknis ini tidak boleh,” kata Bupati Mawardi Ali dalam pertemuan dengan perwakilan masyarakat yang memanfaatkan bantaran Krueng Aceh untuk kandang sapi, Kamis (29/10) di Gampong Babah Jurong, Kuta Baro, Aceh Besar.
Mawardi membahkan kalau nanti ada lokasi lain yang dimiliki gampong masing-masing misalnya, maka kandang sapi itu direlokasi ke tempat lain. Sedangkan bangunan lain dan tanaman keras yang ada di bantaran sungai tersebut akan dibersihkan.
Pada sisi lain, Bupati Mawardi Ali menegaskan, peternak sapi yang boleh memanfaatkan bantaran sungai Krueng Aceh tersebut harus warga gampong (desa) setempat.
“Jadi yang memanfaatkan bantaran sungai Krueng Aceh itu harus warga setempat karena ini untuk kemakmuran gampong setempat,” tandasnya.
Mawardi mengungkapkan penataan kanal banjir ini tidak hanya dilakukan di Krueng Aceh tapi juga dilakukan di seluruh sungai di Indonesia yang bekerjasama dengan TNI.
Ia mengaku sudah dipanggil ke pusat (Jakarta) membicarakan soal banjir karena diprediksi La Nina diperkirakan pada November dan Oktober 2020 ini.
Kata dia, siklus banjir 20 atau 25 tahunan bisa saja terjadi. Seperti yang terjadi pada tahun 2.000 lalu di Aceh. Karena itu, Bupati Mawardi Ali menyambut baik penataan bantaran Krueng Aceh agar berfungsi dengan baik sehingga dapat mengendalikan atau meminimalisir banjir.
Kepada perwakilan gampong yang mengikuti pertemuan itu, Bupati Mawardi Ali menyampaikan tidak benar kalau tanah bantaran Krueng Aceh itu akan diambil alih oleh pihak Kodam atau pemerintah.
“Tanah ini akan diambil Kodam atau pemerintah, itu tidak benar. Masyarakat jangan termakan dengan informasi miring yang tidak benar itu,” harapnya.
Sebab itu, ia mengadakan pertemuan dengan perwakilan gampong sepanjang bantaran Krueng Aceh dalam wilayah Kecamatan Darussalam, Kuta Baro, Krueng Barona Jaya dan Ingin Jaya itu juga dihadiri Kepala BWS Sumatera I, Waaster Kodam IM, Dandim 0101/BS, para Asisten Setdakab Aceh Besar, Kepala OPD dan para camat, untuk sosialisasi dan menyampaikan informasi yang benar soal penataan Krueng Aceh.
Dalam pertemuan yang dipandu Plt. Sekdakab Aceh Besar, Abdullah tersebut perwakilan gampong pada umumnya meminta agar mereka diberi kesempatan membangun kembali kandang sapi dengan memanfaatkan bantaran sungai tersebut dan ketegasan batas waktu pemanfaatan.
Di sisi lain, perwakilan masyarakat juga menyatakan menyambut baik penataan kanal banjir Krueng Aceh oleh pihak BWS Sumatera-I, sekaligus menyampaikan apresiasi kepada pihak TNI yang telah mengambil langkah-langkah bijak dalam penataan bantaran Krueng Aceh tersebut.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera-I (BWS Sumatera-I), Dyaja Soekarno menyampaikan secara teknis kanal banjir sungai Krueng Aceh itu harus bersih dari bangunan. “Soal bangunan itu kita ikuti kebijakan pemerintah setempat. Tugas kami untuk pemeliharaan dan penataan,” tandasnya.
Kata dia, bantaran Krueng Aceh secara perlahan akan bersih dan bisa mencegah banjir. “Sekarang kan sudah terlihat, mulai dibersihkan,” cetusnya kepada wartawan.
Kata dia, lapangan bola kaki boleh digunakan, tanaman palawija dan rumput tidak masalah karena tidak menghambat kalau terjadi luapan.
Sementara Dandim 0101/BS Kolonel Abdul Razak Rangkuti menyatakan pihaknya melalui jajaran Koramil gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan peternak yang memanfaatkan bantaran sungai Krueng Aceh tempat kandang sapi.
Terkait kandang sapi warga di bantaran sungai itu, tambahnya, akan ditata untuk masyarakat setempat. “Kesadaran masyarakat di Aceh sangat baik, semoga bantaran sungai Krueng Aceh ini dapat berfungsi baik,” pungkasnya. (IA)