Lhokseumawe — Seribuan lebih mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tergabung dalam Komite Muallimin Atjeh Sumatera Meurdehka (KMASM) Majeulih Commando Eks Tripoli Libya, bersama mantan Panglima GAM seluruh Aceh kumpul di komplek Makam Sultan Malikussaleh, di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Minggu (4/4).
Mereka menghadiri acara zikir, wirid dan doa bersama serta saling bersilaturahmi dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1442 Hijriah.
Pada acara tersebut juga disalurkan santunan anak yatim dan makan khanduri (kenduri) bersama. Informasi yang diterima ada 400 anak yatim yang disantuni, sedangkan untuk kenduri, sapi yang dipotong berjumlah 10 ekor.
Santunan anak yatim diserahkan secara simbolis oleh Ketua Komite Muallimin Aceh Sumatera Tgk Zulkarnain bin Hamzah, sedangkan zikir dan doa bersama dipimpin ulama, Abon Paloh Bate (Tgk H M Yusuf).
Sementara itu, ratusan personel polisi dari Polres Lhokseumawe dan Polres Aceh Utara dikerahkan ke lokasi untuk mengamankan acara silaturahmi mantan kombatan GAM tersebut.
Turut hadir Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pasee (Aceh Utara) Teungku Zulkarnaini atau dikenal Teungku Nie, Ketua KPA Wilayah Kuta Pase (Lhokseumawe) Hanafiah (Ableh), sejumlah ulama Aceh seperti Abi Lam Pisang, tokoh politik, Anggota DPD RI H Fachrul Razi MIP, Mantan Ketua DPRK Lhokseumawe M Yasir, serta berbagai unsur masyarakat lainnya.
Ketua Komite Muallimin Aceh Sumatera, Tgk Zulkarnain bin Hamzah yang disapa Tgk Nie menyebutkan, kegiatan itu, murni bukan persoalan politik, tapi sebatas silaturahmi sekaligus menyambut bulan suci Ramadan.
“Kegiatan tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus menjaga kekompakan dalam struktur komando GAM. Doa dan zikir bersama di Makam Sultan Malikussaleh tidak lain untuk mengambil keberkatan. Ini murni sebagai ajang merajut tali silaturrahim dan sekaligus menjaga kekompakan dalam struktur komando GAM,“ kata Tgk Zulkarnaini.
Dengan kegiatan ini, seluruh eks GAM se-Aceh bisa menyamakan satu persepsi, visi dan misi kedepan dalam membangun Aceh.
Ketua KPA Wilayah Pasee Teungku Zulkarnaini atau dikenal Teungku Nie mengungkapkan, pemerintah Indonesia jangan risau, kegiatan ini hanya silaturahmi, berdoa dan dzikir bersama menjelang bulan suci Ramadhan, mempersatukan dan menjaga kekompakan dalam struktur komando GAM di seluruh Aceh dan Malaysia.
“Tujuan beu kong dan meu saboh, hana misi laen. Makanya lon hoi droeneuh mangat saboh hate. Meunyoe cre bre sapue hana keumah ta peulaku (tujuannya kita harus kuat, tidak ada misi lain. Makanya saya panggil saudara-saudara kemari biar satu hati, kalau cerai berai bagaimana kita bisa capai tujuan,” kata Tgk. Ni
Katanya, pasca MoU damai Indonesia dan GAM, rakyat Aceh terus memperjuangkan kejahteraannya sesuai poin-poin di UUPA, pembatalan agenda politik Pilkada 2022 tetap menjadi pertanyaan bersama, dan tidak ada uang untuk pelaksanaan bukan alasan mutlak. Pihak legislatif Aceh, juga harus memahami dan memperjuangkan kekhususan Aceh, terkait pelaksanaan pilkada.
Teungku Nie mengajak kepada seluruh GAM untuk bersatu agar kekhususan Aceh bisa diperjuangkan secara maksimal. Ia juga berharap apa apa yang sudah diberikan oleh pusat sebagai keistimewaan Aceh agar di jaga secara bersama-sama.
“Yang kana bek ta reuloh, ta peu theun, nyoe golom na ta lake kiban cara beuna (yang sudah ada jangan dirusak tapi dipertahankan, ini yang belum ada bagaimana cara kita minta harus ada),” tegasnya.
Ia juga mengajak agar Lembaga Wali Nanggroe dijaga, karena tidak mudah untuk mendapatkan lembaga tersebut. (IA)