Abu Adnan Bakongan, Ulama Kharismatik Penerus Abuya Muda Waly
Adapun Abu Adnan Mahmud Bakongan bertekad melanjutkan menuntut ilmu di Padang, mengingat banyak ulama lulusan Mekkah yang berasal dari Padang, bahkan Abu Peulumat yang juga guru Abu Bakongan berasal dari Padang.
Adapun Abu Adnan Mahmud Bakongan bertekad melanjutkan menuntut ilmu di Padang, mengingat banyak ulama lulusan Mekkah yang berasal dari Padang, bahkan Abu Peulumat yang juga guru Abu Bakongan berasal dari Padang.
Beliau berangkat ke Padang melalui rute Bakongan. Sesampai beliau di Bakongan beliau diperiksa, karena keadaan Aceh ketika itu belum kondusif yang memeriksanya adalah anak buah Teuku Nyak Raja yang merupakan Ulee Balang Bakongan.
Ketika diperiksa, ditemukan kitab dalam baju Teungku Adnan Mahmud, sehingga sejak hari itu beliau didaulat sebagai guru agama bagi masyarakat Bakongan. Sebab tidak ada seorangpun yang diizinkan melewati rute tersebut karena kondisi keamanan yang tidak memungkinkan sama sekali.
Maka mulailah Abu Bakongan sejak diminta oleh Teuku Nyak Raja Bakongan untuk mengabdi di Bakongan dan terhentilah keinginan Abu Bakongan menuju Padang. Beliau mulai berdakwah di Bakongan dan pada tahun 1937 membangun sebuah dayah yang bernama Ashabul Yamin dengan fasilitas seadanya dari bantuan wakaf tanah masyarakat setempat.
Setelah berlalu tiga tahun, pada tahun 1940, pulanglah ke Darussalam Labuhan Haji sahabatnya Syekh Muda Waly yang kemudian menjadi guru bagi Abu Bakongan. Abuya Muda Waly pulang ke Darussalam melalui rute Bakongan, bermalamlah Abuya di rumah Abu Bakongan.
Pada pagi harinya, Abuya Muda Waly kemudian mengijazahkan Hizib Hizbul Bahr kepada Abu Bakongan. Abuya pulang dari Padang ditemani oleh Ummi Padang Hj Rasimah dan Abu Muhibbudin Waly yang waktu itu masih kecil. Abuya dan Abu Bakongan pada awalnya merupakan murid dari Abu Muhammad Ali Lampisang dan Abu Syech Mud Blangpidie.
Karena dulunya mereka sama-sama belajar kepada Abu Lampisang di Labuhan Haji dan kemudian kepada Abu Syech Mud di Blangpidie. Setelah sekian tahun terpisah bertemu kembali kedua sahabat yang telah lama terpisah.
Saat itu Abuya Muda Waly sudah menjadi alim besar, walaupun usia beliau masih sangat muda dan lebih muda dari Abu Bakongan sahabatnya itu. Makanya tidak berlebihan bila di Padang beliau disebut dengan Angku Mudo Aceh artinya ulama muda yang berasal dari Aceh dan seorang yang dianggap mendalam ilmunya meskipun usianya masih sangat belia.