Abu Adnan Bakongan, Ulama Kharismatik Penerus Abuya Muda Waly
Merasa kagum dengan keilmuan dan keshalihan Abuya Muda Waly, maka para ulama Padang terutama ulama Kaum Tua seperti Syekh Khatib Ali, Syekh Muhammad Jamil Jaho, keduanya murid Syekh Ahmad Khatib Minangkabau mengambil Syekh Muda Waly sebagai menantu, dengan harapan bisa tersambung dengan nasab ulama Aceh melalui Abuya Muda Waly.
Setelah pertemuan di rumah Abu Bakongan, sejak hari itu mulailah Abu Adnan Bakongan kembali belajar kepada Abuya Muda Waly al-Khalidy. Abu Adnan Bakongan termasuk ulama yang langsung menjadi mursyid tanpa perlu tauliyah setelah wafatnya Syekh Muda Waly.
Hanya Abu Bakongan dan Abu Jailani Kota Fajar yang mendapatkan posisi yang demikian. Abu Adnan dan Abu Jailani Kota Fajar juga merupakan guru dari Abon Kota Fajar Teungku Hasbi Nyak Diwa, yang lama mendampingi kedua ulama tersebut. Sehingga Abu Bakongan dan Abuya Jailani Kota Fajar dianggap sebagai murid senior Abuya Syekh Muda Waly.
Selain sebagai ulama, kiprah Abu Adnan Bakongan terhadap masyarakat tentu tidak diragukan lagi, selain mendidik masyarakat, beliau juga memiliki anak-anak yang hampir seluruhnya ulama. Sebut saja diantara anak-anaknya adalah Waled Marhaban Bakongan dan Abati Baidhawi serta anak beliau lainnya.
Adapun Abati Baidhawi pelanjut kepemimpinan Ashabul Yamin adalah lulusan Padang dari Madrasah Tarbiyah Islamnya Syekh Zakaria Labai Sati Malalo Padang.
Setelah pengabdian yang panjang untuk masyarakat Bakongan dan Aceh secara umum, maka wafatlah Abu Bakongan dalam usia diperkirakan 106 tahun. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI Al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)