Abu Muhammad Ali Lampisang, Guru Syekh Muda Waly yang Hidup Bersahaja
Di Yan Kedah, Abu Muhammad Ali Lampisang mematangkan karier keilmuannya, sehingga menjadi ulama yang mendalam ilmunya. Beliau adalah kakak kelas dari ulama besar Lhoknga Abu Syech Mud yang belajar di Yan rentang waktu 1920-1926.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Yan Kedah, Abu Lampisang kemudian pulang dan mengabdikan ilmunya di daerah Kruengkalee, Siem, dan menjadi guru di beberapa dayah yang ada di Kemukiman Siem Aceh Besar. Bahkan, disebutkan Abu Lampisang adalah tangan kanan Abu Kruengkalee dalam mengajarkan di Dayah Manyang Kruengkalee.
Tepatnya tahun 1921, Abu Lampisang diutus ke Labuhan Haji Aceh Selatan atas rekomendasi ulama bangsawan Tuwanku Raja Keumala, sepengetahuan Abu Hasan Kruengkalee. Sesampainya di Labuhan Haji, beliau kemudian membuka lembaga pendidikan yang dikenal dengan Jam’iyyah Khairiyah.
Dalam rentang kepemimpinan beliau di Dayah te tersebut 1921-1930, banyak berdatangan para santri yang belajar kepada beliau dan umumnya mereka menjadi ulama kharismatik Aceh seperti Abuya Syekh Muda Waly al-Khalidy, Abu Adnan Mahmud Bakongan dan Syekh Bilal Yatim Suak. Bahkan, Abuya Syekh Muda Waly belajar secara mendalam kepada beliau, sehingga fase berikutnya belajar pula kepada Abu Syech Mud Blangpidie di Dayah Bustanul Huda.
Karena Dayah Bustanul Huda di bangun pada tahun 1928 setelah selesainya belajar Abu Syech Mud di Yan Keudah, diminta oleh Teuku Sabi Uleebalang Kuta Bate Blangpidie untuk menjadi ulama di Blangpidie setelah Pemberontakan Teungku Peukan Blangpidie terhadap Belanda, untuk menggantikan posisi Teungku Yunus Lhoong dengan Dayahnya Jami’ah Islamiyah.
Pada tahun 1930 Jam’iyah Khairiah Abu Lampisang ditutup dan beliau pun kembali ke Siem Aceh Besar. Tidak diketahui alasan yang pasti, namun disebutkan bahwa ditutupnya Dayah tersebut karena kekhawatiran Belanda terhadap semangat jihad para pejuang yang banyak bertebaran di Aceh Selatan seperti Teuku Raja Angkasah dan Teuku Cut Ali.
Sekembalinya ke Siem, Abu Lampisang tetap dengan aktivitas beliau sebagai ulama yang mengayomi ummat dan aktif mengajar di berbagai tempat. Disebutkan, beliau adalah seorang ulama yang tawadhu’, rendah hati dan bersahaja dalam hidupnya. Setelah pengabdian yang tulus dan panjang, wafatlah ulama kharismatik ini di tahun 1960. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.