Abu Usman Fauzi Lueng Ie, Ulama Terjun Ke Kancah Politik dan Hafal Kitab Mazhab Syafi’i
Selain mengajar di Dayah yang didirikannya, Abu Lueng Ie juga mengajar secara khusus di Balee Manyang Teuku Nyak Arir yang dihadiri oleh banyak para santri yang antusias mendengarkannya. Juga beliau mengajar masyarakat di beberapa majelis taklim untuk menguatkan pemahaman agama dan keislaman masyarakat.
Sebagai seorang ulama yang mengayomi masyarakatnya, Abu Lueng Ie melihat bahwa perlu adanya kiprah dalam dunia politik, sehingga beliau pun terjun dalam dunia politik dengan tetap mengedepankan manhaj dan keyakinan beliau tentang Ahlussunnah WalJama’ah yang telah ditanamkan oleh guru besarnya Syekh Muda Waly, bahkan Abuya Muda Waly yang menambah laqab bagi nama Abu Usman Lueng Ie dengan al-Fauzi artinya selamat dan tembus dari berbagai cobaan dan rintangan. Sehingga namanya menjadi Abu Usman Fauzi Lueng Ie.
Bahkan keterlibatan beliau dalam organisasi keislaman dan perpolitikan jauh sebelum berangkat ke Darussalam Labuhan Haji dimana beliau sebagai anggota PUSA, dan setelah selesai belajar di Labuhan Haji beliau aktif dalam kepemimpinan Perti, sebuah organisasi yang dimasyhurkan oleh Abuya Muda Waly dan diikuti kemudian oleh para ulama lainnya termasuk Abu Hasan Kruengkalee.
Banyak ulama kemudian menganggap kehadiran Abu Lueng Ie pada kancah politik juga menetralisir pemahaman yang keliru terhadap dayah secara khusus, maupun beberapa orang ulama yang berstatus merah dalam masa iklim Aceh yang tidak stabil dahulunya bisa diselamatkan sehingga tidak ditangkap dan dipenjarakan.
Setelah berbagai kiprah yang dilakukan Abu Lueng Ie untuk masyarakatnya, wafatlah ulama itu di tahun 1992 dalam usia 71 tahun. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary (Ketua Al-Washliyah Banda Aceh)