Abuya Zamzami Syam, Ulama Besar Singkil Yang Vocal
Ketika terjadi pemberontakan PKI tahun 1965 beliau pulang ke kampung halamannya Sawang untuk mengabdikan dirinya di sebuah lembaga pendidikan Islam di sana. Sekitar lima tahun beliau mengajar di lembaga tersebut, kemudian atas inisiatif tokoh masyarakat Kilangan meminta kepada Abu Zamzami Syam untuk mengayomi masyarakat di Kilangan.
Abuya Zamzami Syam menyambut permintaan masyarakat tersebut. Mulailah beliau merintis Madrasah Hasaniah di atas tanah dua hektar yang diwakafkan oleh masyarakat setempat untuk pendirian pesantren. Sejak tahun 1972 dibangunlah kelas-kelas dan pembangunan darurat sehingga menjadilah Madrasah tersebut sebagai sebuah Pesantren yang dikenal dengan Pesantren Darul Hasanah Syekh Abdurrauf Singkil.
Sejak itu mulailah kiprah Abuya Zamzami Singkil terus bersinar dan mendidik banyak para santrinya yang datang dari berbagai daerah Singkil.
Selain ahli dalam mendidik para santri, Abuya Zamzami Syam juga dikenal sebagai seorang orator handal yang sering berceramah dalam berbagai forum keagamaan dalam berbagai level. Sehingga tidak mengherankan bila Abuya Zamzami terlibat dalam banyak organisasi keislaman.
Beliau pernah menjadi anggota dewan perwakilan rakyat, aktif di dalam organisasi HUDA, di MPU Aceh Singkil, dan sebagai ulama yang vokal dalam kajian-kajian keislaman tingkat tinggi para ulama.
Banyak sekali butir-butir menarik dari pemikiran Abuya Zamzami Syam, dan bisa disebutkan bahwa beliau adalah salah satu ulama besar Singkil yang berpengaruh. Setelah kiprah yang besar mendidik umat, maka wafatlah ulama hebat tersebut pada tahun 2013 dalam usia sepun 91 tahun. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
Ditulis Oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)