Teungku Chik Tanoh Abee, Ulama Mujahid dan Kolektor Ribuan Manuskrip Kuno
Awalnya manuskrip tersebut sampai 10.000 naskah namun pada masa peperangan dengan Belanda banyak yang dibakar hingga tersisa 3000 manuskrip, yang juga masih besar untuk ukuran Asia Tenggara.
Manuskrip kuno tersebut dijaga oleh keturunan beliau hingga pada masa Abu Dahlan Tanoh Abee, ulama kelahiran 1943 cicit dari Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee. Koleksi Manuskrip Dayah Tanoh Abee terbuka untuk umum setelah Tsunami 2006, mengingat manuskrip di Aceh lainnya hilang bersama gelombang Tsunami.
Sehingga keberadaan Manuskrip Tanoh Abee merupakan warisan intelektual yang sangat berharga bagi Aceh secara khusus dan Indonesia secara Umum. Sebagai seorang ulama pimpinan dayah, tokoh masyarakat, pejuang dan Qadhi Rabbul Jalil, tentu kiprah Teungku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee sangatlah besar peranannya, dan khusus untuk koleksi manuskrip kuno beliaulah satu-satunya ulama yang memilikinya, bahkan beliau juga menulis mushaf Al-Qur’an dengan taangannya. Setelah pengabdian yang panjang dan besar, maka wafatlah ulama tersebut di tahun 1894. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.
Ditulis oleh:
Dr. Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary, Lc (Ketua STAI Al Washliyah Banda Aceh, Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh, dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama)