Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman meninjau tes swab massal virus Corona di balai kota, Kamis (4/6). Pemeriksaan swab tersebut bekerja sama dengan Unsyiah.
Banda Aceh — Sekitar 1.300 orang atau setengah persen dari jumlah penduduk di Kota Banda Aceh mulai menjalani uji swab tenggorokan dengan menggunakan sistem Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) secara gratis untuk pemeriksaan Coronavirus Disease (Covid-19).
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman me-launching secara resmi tes swab massal virus Corona di balai kota, Kamis (4/6). Pemeriksaan swab tersebut bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
“Pemeriksaan swab PCR untuk mendeteksi Covid-19 ini akan menyasar 0,5 persen dari 260 ribu populasi penduduk atau sekitar 1.300 warga kota,” ujar Aminullah Usman.
Wali Kota mengucapkan terima kasih kepada Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsuk Rizal atas kerja sama tes swab massal tersebut. “Ini bagian dari upaya kita untuk meminimalkan potensi penyebaran virud Corona,” sebutnya.
Menurutnya, ini juga kesempatan baik bagi masyarakat untuk memutus mata rantai virus Corona yang belum ada vaksinnya itu.
“Karena kalau tes mandiri mahal, ini semua biaya ditanggung Pemko Banda Aceh, sedangkan peralatan dan laboratorium punya Unsyiah,” katanya.
Aminullah menjelaskan, tes swab massal yang dilakukan juga sebagai salah satu dari tiga syarat penerapan “new normal” yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Dua syarat lainnya kita sudah memenuhi, yakni kesiapan fasilitas medis dan tingkat penyebaran yang rendah,” terangnya.
Selain tes swab PCR, Pemko Banda Aceh juga telah menggelar 2.700 rapid test bagi masyarakat. “Hasilnya ada tiga yang reaktif, namun setelah di-swab hasilnya negatif,” katanya.
Wali kota turut menginformasikan update kasus Covid-19 di Banda Aceh. “Total ada tiga kasus tapi sekarang nihil karena ketiganya sudah sembuh. PDP kita juga nihil, sementara ODP tersisa 58 orang. Alhamdulillah hingga kini belum ada transmisi lokal,” ungkapnya.
Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal yang ikut hadir di balai kota mengatakan, pihaknya memiliki dua unit alat tes PCR. “Per harinya kita mampu menguji 384 spesimen. Target kita untuk 0,5 persen penduduk Banda Aceh bisa selesai dalam waktu satu minggu,” sebutnya.
Setelah tes swab massal nantinya, ada sebuah gambaran real mengenai situasi Covid-19 di Banda Aceh. “Berdasarkan penelitian terkini, sebanyak 45 persen kasus Corona di dunia adalah orang tanpa gejala. Jadi tes swab ini menjadi penting,” katanya seraya mengapresiasi langkah kerja sama yang diambil Walkot Banda Aceh.
Katanya lagi, tes dengan prosedur pengambilan sampel dari saluran pernafasan baik dari hidung maupun tenggorokan itu, tidak menyebabkan rasa sakit sebagaimana digembar-gemborkan selama ini.
“Hanya ada rasa tak nyaman seperti ingin bersin beberapa saat setelahnya,” kata Samsul Rizal yang mengaku sudah dua kali menjalani uji swab.
Ia juga mengajak masyarakat agar tidak menganggap Covid-19 sebagai aib. “Ini adalah penyakit yang vaksinnya belum ada, bukan aib. Hal penting yang perlu kita lakukan yakni senantiasa menjaga imun tubuh, pakai masker, dan menjaga jarak,” pesannya.
Usai seremoni, wali kota dan rektor ikut memantau proses tes swab kepada 25 warga dari berbagai kalangan di balai kota.
Turut hadir di sana, Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Sekda Bahagia, Wakil Rektor I Unsyiah Dr. Marwan, Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah Prof Dr Maimun Syukri, dan sejumlah pejabat lainnya. (IA)