Foto: Pertemuan darurat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Farid Nyak Umar (kiri) dengan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman Jum’at (27/3) malam.
Banda Aceh — Kota Banda Aceh akan memberlakukan partial lockdown atau karantina wilayah terbatas, terutama di kawasan tempat tinggal pasien positif terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), serta kawasan yang sudah terdata tempat domisili Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Hal itu disepakati dalam pertemuan darurat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar dengan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman pada Jum’at (27/3) malam di Pendopo Wali Kota setempat, mengingat sudah ada dua warga Banda Aceh dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 serta puluhan orang berstatus ODP.
“Dalam pertemuan tadi malam, ada berapa poin penting yang kami sepakati untuk melindungi 265 ribu warga Banda Aceh, diantaranya karatina wilayah terbatas,” ujar Farid Nyak Umar, ketika dikonfirmasi, Sabtu (28/3) pagi.
Farid menjelaskan, karena Kota Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh, maka Wali Kota Banda Aceh akan segera menyurati Pemerintah Aceh agar Kota Banda Aceh dapat diberlakukan lockdown serta mengusulkan lockdown untuk wilayah Provinsi Aceh.
Untuk usulan ini, Pemko Banda Aceh akan meminta kepada Pemerintah Aceh untuk mendesak pihak terkait agar menutup Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.
“Ini penting dilakukan karena setiap harinya ada puluhan atau ratusan penumpang yang datang dari Jakarta sebagai kawasan suspect penularan Covid-19. Artinya setiap hari ada puluhan atau mungkin ratusan Orang Dalam Pemantauan baru yang akan masuk ke Kota Banda Aceh atau menyebar ke seluruh Aceh,” sebut Farid.
Selanjutnya, Pemko Banda Aceh akan meminta kepada Pemerintah Aceh untuk mendesak pihak Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kementerian Perhubungan agar Terminal Tipe A Batoh dapat dibatasi atau ditutup, terutama untuk bus yang datang dari dan menuju ke Medan, Sumatera Utara.
“Bus angkutan barang akan diperiksa secara selektif dengan melibatkan pihak terkait dan pihak keamanan. Pintu masuk dari Pelabuhan Ulee Lheue akan di perketat pengawasannya, terutama untuk orang asing. Pengawasan terhadap orang yang masuk melalui Terminal L-300 di Lueng Bata akan lebih selektif,” tegasnya.
Terkait banyaknya pintu masuk ke Banda Aceh melalui Kabupaten Aceh Besar, lanjut Farid, maka Pemko Banda Aceh akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Aceh Besar dengan melibatkan pihak TNI/Polri.
Tim Siaga Bersama Penanggulangan Covid-19 Kota Banda Aceh diminta untuk segera melakukan gerak cepat termasuk melakukan mapping (pemetaan) dampak dari pemberlakuan lockdown lokal dan lockdown total nantinya serta membuat skema bantuan seperti dampak ekonomi, sosial, keamanan, dan dampak lainnya.
“Pemko Banda Aceh melalui dinas terkait akan melakukan operasi pasar untuk memastikan ketersediaan kebutuhan warga, terutama sembako. Langkah ini penting dilakukan karena harga bahan-bahan sembako sudah mulai melonjak naik,” jelasnya.
Kemudian, perlu segera disiapkan kebutuhan RSUD Meuraxa sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 seperti kesiapan tenaga medis dan paramedis, kesiapan sarana dan prasarana, kesiapan alat pelindung diri (APD) yang standar bagi para tenaga kesehatan.
“Pemko agar dapat menyiapkan sebuah tempat khusus (seperti mess atau penginapan) yang representatif bagi para tenaga medis dan paramedis yang menjalankan misi mulia penanganan pasien Covid-19 di RSUD Meuraxa sebagai RS milik Pemko Banda Aceh. Termasuk disediakan transportasi khusus antar jemput serta disiapkan segala kebutuhan yang diperlukan seperti konsumsi,” sebutnya.
Sementara tempat keramaian yang sudah diinstruksikan ditutup seperti warung kopi, cafe, restoran dan lainnya namun masih belum maksimal penerapannya, Farid Nyak Umar meminta agar dilakukan upaya secara persuasif oleh pihak terkait termasuk aparat keamanan.
“Proses sosialisasi dan edukasi terkait wabah Covid-19 akan digencarkan baik melalui jalur komunikasi pemerintah dari kota ke kecamatan hingga gampong, serta memberdayakan mobil keliling milik pemko. Ini penting dilakukan untuk membentuk kesadaran warga kota akan dampak dan bahaya dari Covid-19,” jelasnya.
Walikota Banda Aceh juga akan meminta para Camat untuk segera menginstruksikan para Keuchik (kepala desa) se-Kota Banda Aceh untuk mempercepat pembentukan Tim Siaga Penanganan Covid-19 di setiap gampong (desa), dengan memberlakukan ‘Pageu Gampong’, dan segera disusun SOP bagi warga yang baru datang dari luar kota serta bagi para tamu yang datang ke gampong. (TA)