Foto : Direktur RSUDZA, Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS
Banda Aceh — Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin Sp.OT K-Spine FICS mengaku prihatin dan sangat menyesalkan sikap sebagian besar masyarakat Aceh yang tekesan masih cuek dan menganggap remeh penyebaran wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini semakin mewabah di berbagai daerah, bahkan di Aceh kini sudah ada yang positif terinfeksi Corona.
Sikap cuek itu antara lain ditunjukkan masyarakat dengan ketidakpatuhan pada seruan untuk social distancing atau pembatasan ruang gerak manusia di tempat-tempat umum dan keramaian seperti warung kopi dan pusat perbelanjaan, serta menghindari aktivitas di luar rumah.
“Terus terang kami sangat prihatin dengan fenomena yang masih terlihat di tengah masyarakat banyak di Aceh saat ini yang masih tungang dan bandel, seolah-olah semua berjalan biasa-biasa saja, tak terjadi apa-apa di sekitar kita, virus Corona dikesankan masih jauh dari tempat kita dan hanya dongeng. Ini sangat kita sayangkan,” ujar dr. Azharuddin, kepada www.infoaceh.net, Kamis (26/3).
Padahal, kata Azharuddin, wabah Covid-19 saat ini bukan lagi sekedar cerita, tapi sudah ditemukan kasusnya di Aceh dengan adanya warga yang sudah positif terinfeksi Covid-19.
Kepastian itu diperoleh setelah keluarnya hasil pemeriksaan spesimen dari laboratorium di Jakarta terhadap satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 yang meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Senin (23/3), sekitar pukul 12.45 WIB.
Pasien berinisial AA (56 tahun) dengan jenis kelamin laki-laki itu mulai jatuh sakit setelah 13 hari melakukan kunjungan ke Surabaya (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat). Ia mengalami sesak napas dan pneumonia akut
Pasien tersebut masuk ke RSUDZA rujukan dari RSUD Cut Meutia Lhokseumawe dan menjalani perawatan di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUDZA. Pasien AA yang bertugas di PT. Perta Arun Gas Lhokseumawe itu, dicurigai terinfeksi Corona karena memiliki riwayat perjalanan ke luar kota.
Direktur RSUDZA, dr. Azharuddin, mengungkapkan, hasil pemeriksaan spesimen PDP yang meninggal dunia tersebut, telah keluar dan hasilnya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Hasil spesimen almarhum disampaikan secara resmi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes di Jakarta Kamis pagi.
“Iya, benar, almarhum positif terinfeksi COVID-19. PDP asal Lhokseumawe yang meninggal dunia Senin kemarin telah keluar hasil pemeriksaan spesimen dari laboratorium dan kita terim pada Kamis (26/3) pagi, pukul 06.45 Wib,” terang dr. Azharuddin
Dijelaskannya, pasien tersebut awalnya beberapa saat setelah meninggal dunia beberapa hari lalu belum bisa dinyatakan positif Covid-19, karena belum ada hasil pemeriksaan spesimen, dan saat itu masih berstatus sebagai pasien dalam pengawasan.
Namun, lanjut Azharuddin, dengan hasil spesimen yang diterima secara resmi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta hari ini, AA merupakan pasien pertama di Aceh yang dinyatakan positif virus Corona.
Dengan ditemukannya kasus pertama warga Aceh yang positif terinfeksi Covid-19, Direktur RSUDZA mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi instruksi pemerintah dengan menjalani social distancing dengsn pembatasan ruang gerak manusia, dan tetap berdiam di rumah untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19.
“Saya berharap kepada semua masyarakat Aceh, patuhi instruksi pemerintah dengan tidak keluar rumah. Tolong bantu kami para dokter dan paramedis di RSUDZA. Sebelum kasus Covid-19 bertambah di Aceh, dengan kasus pertama yang positif ini agar menjadi pelajaran bagi masyarakat lainnya,” jelasnya.
Karena kalau sampai Covid-19 sudah meluas di Aceh, tambah Azharuddin, maka pihak rumah sakit tidak akan sanggup lagi menampung dan menangani pasien Covid-19, disebabkan ruangan dan tempat tidur yang sangat terbatas. Kalau masyarakat Aceh tetap tidak mau mendengar, dan tetap berkumpul di tempat keramaian maka, tinggal menunggu waktu saja seperti di Italia.
“Jangan sampai kejadian di Italia dan negara lain dimana ribuan warganya meninggal dunia akibat virus Corona karena tak sanggup ditangani, terulang di daerah kita karena ketidakpatuhan masyarakat yang menganggap sepele larangan keluar rumah. Mohon pengertiannya dari masyarakat, ini untuk kebaikan kita semua,” pintanya.
Tujuan instruksi agar masyarakat tetap berada di rumah masing–masing, adalah supaya virus Corona ini melemah karena tidak ada penyebaran. Sekarang ini saatnya bagi masyarakat bersabar beberapa minggu saja dengan tujuan agar virus tidak mendapatkan media baru untuk menyebarkan dirinya.
“Jangan sampai kita beranggapan nggak usah khawatir keluar rumah karena daya tahan tubuh saya kuat dan imun untuk melawan virus, padahal dengan cara seperti inilah seseorang menyebarkan virus Corona kepada orang lain yang memiliki daya tahan tubuh lemah seperti orang tua lanjut usia (lansia) atau penderita penyakit tertentu dengan kondisi tubuh lemah,” pungkasnya. (m)